Talempong Minangkabau dan Harmoni Pentatonik: Paduan Tradisi dan Modernitas

Talempong Minangkabau dan Harmoni Pentatonik: Paduan Tradisi dan Modernitas

Sejumlah murid SD memainkan talempong sebagai ekstrakurikuler di sekolah mereka di Padang, Sumatra Barat.-- Foto : indonesia.go.id/antara foto/ANTARA FOTO/Iggoy El Fitra

Melodi Talempong paningkah ini harus mampu menyambungkan harmonisasi nada yang dihasilkan Talempong jantan kepada Talempong betina atau sebaliknya. Ini disebut sebagai interlocking atau saling meningkahi agar nada yang dimainkan tidak bertabrakan.

BACA JUGA:Perokok Harus Berpikir! Tahun 2024 Harga Rokok Naik Lagi

Talempong seperti ini sering dimasukkan dalam arak-arakan atau mengiringi penyambutan tamu adat. Para pemainnya ikut serta dalam arak-arakan, menjepit Talempong di jari mereka. Para pemain Talempong ini sering terhanyut dalam dinamika harmonisasi nada yang dihasilkan, dan wajah mereka penuh ceria.

Yang menarik, satu alat Talempong bisa memiliki berat hingga 1 kilogram. Meskipun berat, para pemain tetap menjepitnya selama pertunjukan yang berlangsung setidaknya 10 menit. Umumnya, pemain Talempong Pacik berusia di atas 40 tahun. Seni ini relatif kurang diminati oleh anak muda karena gaya bermainnya yang tidak konvensional.

 

Talempong Modern

Di sisi lain, teknik modern cenderung menyederhanakan tugas para pemain karena Talempong tidak perlu lagi dipegang. Alat musik ini sekarang ditempatkan dalam wadah kayu berbentuk persegi panjang dengan kompartemen khusus yang disebut "rancakan" sebagai rel atau rea.

BACA JUGA:Beralih ke makanan sehat di usia 40-an dapat meningkatkan harapan hidup hingga Lebih 10 tahun

Kompartemen ini menampung 8 hingga 20 unit Talempong yang disusun dalam dua baris dan diurutkan berdasarkan alur nada pentatonik tinggi-rendah yang akan dimainkan.

Agar Talempong tetap kokoh dalam rancakan dan tidak jatuh dari wadah, mereka diperkuat dengan tali atau kawat baja yang diikatkan pada setiap Talempong dan disambungkan ke dinding kompartemen atau wadah kayu. Menurut Asri MK, Dosen Seni Karawitan di Institut Seni Indonesia Padang Panjang, bermain Talempong jenis ini memudahkan para pemainnya.

Asri berpendapat bahwa pemain akan lebih mudah menggerakkan tangan untuk memukul setiap Talempong yang tersusun dalam rancakan, meskipun saat memainkannya, tangan harus bersiaga bersama alat pemukul dengan jarak sekitar 10 cm di atas tonjolan.

"Kedua tangan dapat bergerak dinamis memainkan melodi nada-nada yang muncul dari pukulan Talempong. Kelenturan lengan dalam memukul Talempong menjadi kunci utama. Karena tempo Talempong jenis ini dua kali lebih cepat dari Talempong jenis lain," ujarnya.

BACA JUGA:Yuk! Kenali 4 Manfaat Kesehatan Makan Buah Jeruk dan Konsumsilah Saat Musim Hujan, Rasakan Manfaatnya

Talempong seperti ini juga dikenal sebagai Talempong unggan, diambil dari nama sebuah jorong di Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung. Biasanya dimainkan sambil duduk. Banyak anak muda Minang sudah bisa memainkan Talempong jenis ini.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id