Destinasi Terbaru Banyuwangi: Agrowisata Tamansuruh, Perpaduan Antara Budaya Osing dan Teknologi

Destinasi Terbaru Banyuwangi: Agrowisata Tamansuruh, Perpaduan Antara Budaya Osing dan Teknologi

Masyarakat Osing ketika melakukan tradisi Ider Bumi dalam menyambut hari lebaran. --Foto : indonesia.go.id/KEMENTERIAN PMK

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Revitalisasi Agrowisata Tamansuruh, yang terletak di kaki Gunung Ijen, Banyuwangi, telah sukses diselesaikan.

Proyek ini tidak hanya memulihkan daya tarik pariwisata tetapi juga menghadirkan perpaduan menarik antara budaya Osing dan teknologi modern, menjadikannya sebagai magnet baru bagi para wisatawan.

Banyuwangi dan Osing, dua entitas yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Banyuwangi adalah Osing, dan Osing adalah Banyuwangi.

Suku Osing, sebagai suku asli Banyuwangi, telah memelihara dengan erat warisan budaya dan tradisi mereka, yang saat ini terfokus di beberapa wilayah, termasuk Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Kaget, Gandum Indonesia 30% dari Rusia dan Ukraina

Desa Kemiren, yang merentang seluas 177.052 hektar dengan populasi 2.569 jiwa, telah menjadi kawasan cagar budaya dan berkembang menjadi desa adat dan wisata.

Budaya dan tradisi kuat Osing menjadi sumber inspirasi bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam merancang revitalisasi Kawasan Agrowisata Tamansuruh (AWT).

Mengambil contoh tradisi suku Osing, revitalisasi Agrowisata Tamansuruh dilakukan dengan konsep yang menggabungkan fungsi objek wisata, sektor pertanian, serta pelestarian lingkungan dan budaya lokal.

Pendekatan ini sejalan dengan strategi pengembangan pariwisata yang melibatkan perbaikan infrastruktur, peningkatan fasilitas, dan penyelenggaraan acara atau event berskala besar untuk meningkatkan promosi.

BACA JUGA:Analisis IHSG dan Prospek Perdagangan Saham: Konsolidasi Antara 6.930-7.000 Diperkirakan

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengingatkan bahwa kesiapan infrastruktur sangat penting karena dapat memengaruhi keputusan wisatawan untuk kembali atau tidak. "Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul," ujar Menteri.

Proyek penataan kawasan Agrowisata Tamansuruh, yang dimulai sejak September 2021 dan selesai pada akhir 2022, dipimpin oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR.

Rumah tradisional Osing menjadi salah satu fokus utama dalam revitalisasi ini. Struktur utama rumah dengan empat kolom penopang yang disebut soko, serta penggunaan bahan material kayu berkualitas tinggi, menciptakan suasana khas budaya Banyuwangi.

Tidak hanya itu, peningkatan akses jalan dan parkir, pembangunan aula besar yang dikelilingi oleh kolam ikan, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya juga dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id