Presiden Jokowi Kaget, Gandum Indonesia 30 Persen dari Rusia dan Ukraina

Presiden Jokowi Kaget, Gandum Indonesia 30 Persen dari Rusia dan Ukraina

Presiden Jokowi usai groundbreaking PSN Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat,--Foto : setkab.go.id/BPMI Setpres/Kris

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara tegas menyampaikan bahwa pembangunan industri pupuk di Papua merupakan langkah strategis dalam menegakkan kedaulatan pangan Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Presiden melakukan groundbreaking Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, pada Kamis (23/11/2023).

Dalam sambutannya, Presiden menyoroti pentingnya kedaulatan pangan bagi negara yang memiliki hampir 280 juta penduduk.

"Kita harus mandiri, kita harus berdikari, kita harus bisa berdaulat betul dalam hal pangan," ujar Presiden, menekankan bahwa hal ini diperlukan agar Indonesia tidak bergantung pada impor pangan dari negara lain.

BACA JUGA:Bank Indonesia Mempertahankan Suku Bunga dan Memperkuat Kebijakan Stabilitas Ekonomi

Presiden Jokowi juga menyampaikan kekagetannya terkait ketergantungan Indonesia terhadap pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina, mencapai 30%.

Dalam konteks ini, beliau mengingatkan tentang kerentanan Indonesia terhadap konflik internasional, seperti konflik Ukraina-Rusia yang dapat mengganggu ketahanan pangan.

"Saya juga kaget, lho kita ngambil apa dari sana? Ternyata gandum kita 30 persen itu berasal dari Rusia dan Ukraina, untungnya kita mendapat suplai dari negara lain. Ini yang harus kita pikirkan dalam jangka ke depan," ungkap Presiden.

Lebih lanjut, Presiden menjelaskan bahwa pembangunan industri pupuk menjadi kunci dalam mencapai kedaulatan pangan.

BACA JUGA:Analisis IHSG dan Prospek Perdagangan Saham: Konsolidasi Antara 6.930-7.000 Diperkirakan

Pupuk dianggap memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman, seperti padi, tebu, dan jagung. Kelangkaan pupuk, yang sering menjadi keluhan petani di berbagai daerah, dianggap sebagai isu yang harus segera diatasi.

"Dalam proses tersebut, pupuk memiliki peran yang sangat penting. Sering ini dikeluhkan kalau saya ke desa, ke sawah, yang dikeluhkan oleh para petani pupuk—kelangkaan pupuk, ini yang harus kita segera selesaikan," tutur Presiden.

Dalam konteks pembangunan industri pupuk di Papua, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya penyesuaian sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung kebutuhan industri dan lapangan. Beliau melihat hal ini sebagai kesempatan bagi generasi muda Papua untuk terlibat dalam pembangunan industri pupuk dan meningkatkan kemandirian wilayah tersebut.

"Saya kira ini kesempatan yang baik bagi SDM-SDM muda di tanah Papua untuk ikut membangun industri pupuknya sendiri," tandasnya, menekankan pentingnya partisipasi aktif dari masyarakat setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: setkab.go.id