Bank Indonesia Mempertahankan Suku Bunga dan Memperkuat Kebijakan Stabilitas Ekonomi

Bank Indonesia Mempertahankan Suku Bunga dan Memperkuat Kebijakan Stabilitas Ekonomi--Foto : Tangkap layar @bi.go.id/
Bank Indonesia terus meningkatkan koordinasi antara kebijakannya dengan kebijakan fiskal pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Penguatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis termasuk berpartisipasi dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Kerja sama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga diperkuat untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha, terutama pada sektor-sektor prioritas.
BACA JUGA:Dampak Boikot Produk Israel Oleh Negara Islam : Malaysia Lebih Dahsyat Dari Indonesia
Bank Indonesia memperluas kerja sama dengan bank sentral negara mitra, memfasilitasi promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait. Langkah-langkah ini secara bersama-sama menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk memajukan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dalam lanskap global yang terus berubah.
Pertumbuhan ekonomi dunia melambat dengan tingginya ketidakpastian. Meskipun ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih tumbuh, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,9% pada 2023 dan melambat menjadi 2,8% pada 2024.
Sementara itu, ekonomi Indonesia tetap kuat didukung oleh permintaan domestik, dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2023 mencapai 4,94% (yoy). Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada dalam kisaran 4,5-5,3%.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat, dengan defisit NPI pada triwulan III 2023 yang rendah. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2023 mencapai 133,1 miliar dolar AS, di atas standar kecukupan internasional. Bank Indonesia memperkirakan NPI pada 2023 akan tetap terjaga, sementara pada 2024 diprakirakan membaik.
Nilai tukar Rupiah terkendali dengan baik, menguat 1,99% pada 22 November 2023. Bank Indonesia terus memperkuat upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah, dengan memanfaatkan instrumen SRBI dan SVBI.
BACA JUGA:Mengubah Stigma Negatif Lembah Tengkorak dalam Pertanian Bawang Merah
Inflasi tetap rendah dalam kisaran sasaran 3,0±1%, dengan inflasi IHK Oktober 2023 sebesar 2,56% (yoy). Bank Indonesia memperhatikan risiko tingginya harga energi global, harga pangan domestik, dan tekanan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap imported inflation.
Bank Indonesia juga terus berinovasi untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Optimalisasi instrumen moneter SRBI dan SVBI yang pro-market diharapkan dapat mendukung pendalaman pasar uang dan menarik aliran portofolio asing. Likuiditas perekonomian tetap memadai, didukung oleh implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial.
Intermediasi perbankan tetap positif, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit perbankan yang solid. Rasio kecukupan modal (CAR) dan risiko kredit yang rendah mencerminkan ketahanan stabilitas sistem keuangan.
Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus berkembang, dengan nilai transaksi Uang Elektronik dan digital banking yang meningkat. Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk inklusi ekonomi keuangan yang lebih luas.
BACA JUGA:Mulai Tahun 2024, Pensiun ASN Akan Otomatis Ditransfer Tanpa Proses Dokumentasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: www.bi.go.id/