Menyaksikan Bekas Kengerian Erupsi Merapi 2010 Ada Museum Sisa Hartaku di Jogja

Menyaksikan Bekas Kengerian Erupsi Merapi 2010 Ada Museum Sisa Hartaku di Jogja

Menyaksikan Bekas Kengerian Erupsi Merapi 2010 Ada Museum Sisa Hartaku di Jogjai-- Instagram.com/@museum.mini.sisa.hartaku


Menyaksikan Bekas Kengerian Erupsi Merapi 2010 Ada Museum Sisa Hartaku di Jogjai-- Instagram.com/@ museum.mini.sisa.hartaku

Rumah-rumah yang berdiri kokoh hancur tersapu, termasuk di antaranya adalah rumah milik Watinem dan keluarganya.

BACA JUGA:Dari Xiaomi hingga ke Sony: Merek Teknologi Memimpin Pasar Kendaraan Listrik

Museum ini bukan hanya sekadar tempat penyimpanan barang-barang yang selamat dari letusan Merapi, tetapi juga menjadi saksi bisu yang mengingatkan kita akan kebesaran alam dan betapa rapuhnya kehidupan manusia di hadapan kekuatan alam.

Di dalam museum, kita dapat menemukan berbagai koleksi yang mencakup beragam aspek kehidupan sehari-hari.

Mulai dari dokumen-dokumen penting, peralatan rumah tangga seperti gelas, piring, uang logam, sendok, komputer, televisi, hingga pakaian-pakaian yang meleleh dan hangus akibat aliran lava panas.

Ketika mengunjungi Museum Sisa Hartaku, pengunjung akan disambut oleh pemandangan yang menggugah hati di halaman depan.

BACA JUGA:Mana yang Anda Butuhkan, Mandi Air Panas atau Air Dingin? Begini Pandangan Para Ahli

Sepeda motor dan sepeda ontel milik Sriyanto yang meleleh menarik perhatian, sementara kerangka sapi yang pernah menjadi korban awan panas Merapi memberikan kesan kepedihan yang mendalam. Namun, kepedihan tersebut tidak hanya terasa di halaman depan.

Saat memasuki ruang museum, kita akan menemui koleksi-koleksi yang semakin memperkaya pengalaman pengunjung.

Salah satu objek menarik di dalam museum adalah jam dinding yang menunjukkan pukul 12 lebih 5 menit 40 detik pada hari Jumat, 5 November 2010.

Waktu tersebut menjadi saksi bisu ketika awan panas Merapi menghancurkan kawasan tersebut. Keris, batu akik, dan senjata cakra turut menghiasi museum ini sebagai warisan pusaka dari suami Watinem yang telah meninggal dunia.

BACA JUGA:Perhatian! Bahan Makanan (Bukan Gula) Sehari-hari ini Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menemukan berbagai alat musik seperti gitar, gamelan, dan keyboard yang rusak akibat letusan Merapi.

Tempat ini dulunya merupakan sanggar seni yang menciptakan harmoni di tengah-tengah masyarakat, namun kini hanya menjadi saksi bisu dari kehancuran yang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber