Waktu Panen Padi Mundur, Berpotensi Naiknya Harga Beras
Waktu Panen Padi Mundur, Berpotensi Naiknya Harga Beras--freepik.com
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Rencana musim panen padi di Indonesia, yang sebelumnya dijadwalkan pada bulan Maret-April 2024, diperkirakan akan mengalami penundaan sekitar dua bulan menjadi Mei-Juni 2024.
Prediksi ini diungkapkan oleh Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), dalam sebuah pertemuan yang diadakan di PT Pupuk Kujang, Karawang, Jawa Barat pada tanggal 11 November 2023.
Penundaan musim panen ini kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan dalam musim tanam pertama yang baru dimulai pada bulan November.
Salah satu faktor utama penyebabnya adalah cuaca kemarau yang berkepanjangan dan kurangnya hujan selama beberapa bulan.
BACA JUGA:Harga Emas Global Melorot, Investor Menanti Isyarat dari The Fed
Tanaman padi membutuhkan pasokan air yang cukup, terutama pada tahap awal pertumbuhannya. Tanpa curah hujan yang memadai, petani sering mengalami kesulitan memulai penanaman padi mereka.
Penundaan waktu panen padi memiliki potensi untuk meningkatkan harga beras di pasar domestik. Harga beras sering dipengaruhi oleh prinsip dasar ekonomi, yakni penawaran dan permintaan.
Jika pasokan beras berkurang karena penundaan waktu panen, sementara permintaan tetap tinggi, maka harga beras dapat mengalami kenaikan yang signifikan.
Hal ini dapat berdampak negatif pada masyarakat yang sangat bergantung pada beras sebagai sumber utama pangan mereka.
BACA JUGA:Siap-siap Dapat 400rb! BLT El Nino Cair pada November 2023
Keberhasilan musim panen yang dijadwalkan pada Mei-Juni mendatang menjadi sangat penting untuk memastikan ketersediaan stok beras di dalam negeri.
Sekitar 70 persen dari produksi beras Indonesia berasal dari musim panen pertama setiap tahunnya. Oleh karena itu, hasil panen pada periode ini akan memiliki dampak besar terhadap pasokan beras nasional.
Meskipun ada kekhawatiran terkait kemungkinan kenaikan harga beras akibat penundaan waktu panen, Arief menyatakan bahwa harga beras saat ini masih relatif stabil.
Pemerintah telah mengambil dan memutuskan mengenai langkah-langkah untuk menjaga dan menstabilkan harga beras.
BACA JUGA:Impor Beras 500.000 Ton Dibatalkan oleh Bulog, Alasan Terungkap
Badan Urusan Logistik (Bulog) memiliki persediaan beras yang mencukupi, sekitar 1,4 juta ton, dan telah diberi mandat oleh pemerintah untuk mengimpor tambahan 1,5 juta ton beras.
Ini adalah salah satu langkah yang diambil untuk memastikan bahwa pasokan beras mencukupi untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Selain upaya untuk menjaga ketersediaan beras, pemerintah juga melaksanakan program operasi pasar melalui Program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP).
Program ini dirancang untuk menjaga stabilitas harga pangan, termasuk beras, dan mencegah lonjakan harga yang berlebihan yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
BACA JUGA:Aksi Hebat Gibran Pakai Tanjak ke Palembang, Klaim Kemenangan Sensasional dalam Satu Putaran!
Dalam situasi ini, kerajasama antara Pemerintah, pemangku kempetingan dan petani sangatlah penting. Semua pihak perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa musim panen Mei-Juni 2024 berjalan dengan lancar dan untuk menjaga ketersediaan beras yang memadai bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, langkah-langkah lebih lanjut untuk mengatasi perubahan iklim dan ketidakpastian cuaca dalam pertanian juga perlu dipertimbangkan agar produksi pangan nasional tetap stabil di masa mendatang.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber