Harga Emas Global Melorot, Investor Menanti Isyarat dari The Fed

Harga Emas Global Melorot, Investor Menanti Isyarat dari The Fed

Harga Emas Global Melorot, Investor Menanti Isyarat dari The Fed--Freepik.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Harga emas melorot, nilai kontrak emas mengalami penurunan di sesi perdagangan Sabtu pagi WIB, dipicu oleh komentar terbaru Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup turun sebesar US$32,1 atau 1,63%, mencapai US$1.937,7 per ons.

Powell menyampaikan pendapatnya dalam konferensi yang diadakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Kamis (9/11), menegaskan bahwa bank sentral tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut demi mengatasi inflasi.

"Kami tidak akan ragu untuk melakukan pengetatan kebijakan lebih lanjut jika diperlukan," tegas Powell.

BACA JUGA:7 Penyebab Baterai HP Cepat Rusak dan 6 Cara Meningkatkan Umur Baterai HP Anda

Meskipun begitu, Presiden Federal Reserve Bank Atlanta, Raphael Bostic, berpendapat pada Jumat (10/11) bahwa penyesuaian kebijakan bisa membawa inflasi AS kembali ke target 2 persen tanpa perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi.

"Proses ini akan memakan waktu," ungkap Bostic dalam acara Kamar Dagang di Mobile, Alabama.

Indeks awal sentimen konsumen Universitas Michigan mengalami penurunan menjadi 60,4 persen pada November, turun dari pembacaan akhir Oktober sebesar 63,8, yang merupakan level terendah sejak Mei.

Logam mulia lainnya, perak, untuk pengiriman Desember ditutup turun sebesar 62,4 sen atau 2,72%, mencapai 22,281 dolar AS per ons.

BACA JUGA:Mengenal 3 Sistem Mobil Hybrid di Dunia Otomotif yang Membuat Mobil Listrik dan Bensin Tersaingi

Sementara itu, platinum untuk pengiriman Januari ditutup turun sebesar 17,2 dolar AS atau 1,99%, menjadi 845,6 dolar AS per ons.

Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, menyatakan bahwa harga emas tampaknya akan mengalami volatilitas yang tinggi. Kenaikan harga emas kemarin dianggap sebagai sesuatu yang bersifat jangka pendek, jelas Fischer.

Sebaliknya, analisis jangka panjang menunjukkan adanya kecenderungan penurunan harga emas, dengan perbandingan harga saat ini masih di bawah level tertinggi sebelumnya.

Fischer mencatat bahwa pada perdagangan Kamis (9/11/2023), harga emas di pasar spot ditutup dengan kenaikan 0,43%, mencapai posisi US$1.958,19 per troy ons.

BACA JUGA:Impor Beras 500.000 Ton Dibatalkan oleh Bulog, Alasan Terungkap

Kenaikan tersebut diharapkan menjadi sinyal positif setelah tiga hari penurunan sebelumnya. Sementara itu, pada perdagangan hari ini, Jumat (10/11/2023) pukul 06.00 WIB, harga emas di pasar spot stagnan di posisi US$1.958,22 per troy ons, dengan kenaikan tipis sebesar 0,002%.

Terkait pidato Powell mengenai kebutuhan suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi, Fischer menjelaskan bahwa banyak pelaku pasar mengasumsikan bahwa siklus kenaikan suku bunga mungkin telah berakhir. Namun, beberapa pejabat The Fed memberikan isyarat sebaliknya, mengingat kekuatan ekonomi AS yang tetap kuat.

Di sisi lain, harga emas kemungkinan akan tetap di bawah US$2.000 per ons sepanjang tahun 2023, dengan pengaruh besar dari faktor geopolitik.

Harga emas batangan mengalami penurunan lebih dari US$40 setelah mencapai level US$2.000 per ons minggu lalu, kata Fischer, terutama disebabkan oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang mendorong arus masuk ke aset safe-haven.

BACA JUGA:Indonesia Diprediksi Sulit Jadi Negara Maju 2045! Angka Kemiskinan Masih Ekstrim

Emas diperkirakan akan mencapai di atas US$2.100 pada kuartal kedua tahun 2024, dan katalis utamanya adalah perlunya The Fed memulai penurunan suku bunga.

Pelaku pasar juga memperhatikan pernyataan hawkish Powell, sambil mencatat bahwa pergerakan emas masih dipengaruhi oleh panasnya konflik di Timur Tengah," terang Fischer, Jumat (10/11/2023).*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber