Siap-siap, Pegawai Bisa Dapat Konversi Sepeda Motor Listrik Program 'Door to Door' Kementerian ESDM
Ilustrasi Motor Listrik Buatan Indonesia Bertemakan Nusantara di IMOS+ 2023--Ilustarsi Gambar : koolmotor.id, otosia
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan serangkaian strategi terbaru untuk mendorong konversi motor listrik di Indonesia. Tujuannya adalah mencapai target udara bersih dan net zero emissions pada tahun 2060.
Dalam upaya ini, Kementerian ESDM telah mengadopsi metode "door to door", mirip dengan teknik penjualan dari pintu ke pintu, untuk mengajak lebih banyak pihak terlibat dalam peralihan ke motor listrik. Siap-siap, pegawai bisa kecipratan dapat konversi motor listrik ini.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa pemerintah telah memulai upaya door to door untuk menggaet Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kantor-kantor lainnya.
"Untuk konversi motor listrik, sekarang kita coba door to door ke BUMN-BUMN, ke kantor-kantor, sudah banyak nih yang respons swasta-swasta," ujar Menteri Arifin Tasrif. Langkah ini diharapkan dapat menggerakkan lebih banyak orang untuk beralih ke motor listrik.
BACA JUGA:Perdana ! Kool EV Kenalkan Motor Listrik Buatan Indonesia Bertemakan Nusantara di IMOS+ 2023
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah memberikan insentif bagi masyarakat yang ingin membeli motor listrik dengan subsidi mencapai Rp7 juta per unit.
Tujuan dari insentif ini adalah untuk membantu meringankan biaya konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke motor listrik, yang mencapai sekitar Rp14 juta per unit.
Namun, meskipun pemerintah telah memberikan dukungan, minat masyarakat untuk mengadopsi motor listrik masih sangat rendah.
Awalnya, data dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) menunjukkan ada sekitar 5.628 peminat konversi motor listrik. Namun, dalam perkembangannya, terdapat 2.069 peminat yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan.
Salah satu hambatan utama adalah harga motor listrik yang berkisar antara Rp11 juta hingga Rp20 juta, yang masih dianggap mahal oleh sebagian besar masyarakat, meskipun ada subsidi dari pemerintah. Selain itu, perubahan budaya dan perilaku konsumen juga menjadi tantangan dalam upaya konversi ini.
Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE, Sahid Junaidi, mengatakan, "Konversi ini kan mengubah budaya, perilaku, jadi memang persiapannya harus lebih bagus lagi. Jadi kalau target konversi 50.000 pada 2023 rasanya berat. Tapi kami ingin menyiapkan lagi.
Meskipun masih ada beberapa hambatan, pemerintah bertekad untuk terus bekerja keras untuk mencapai target konversi motor listrik sebanyak 50.000 unit hingga akhir tahun 2023.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: indonesia.go.id