5 Faktor Penjualan Motor Listrik di Indonesia Masih Tertinggal Meski Ada Subsidi

5 Faktor Penjualan Motor Listrik di Indonesia Masih Tertinggal Meski Ada Subsidi

5 Faktor Penjualan Motor Listrik di Indonesia Masih Tertinggal Meski Ada Subsidi--ilustrasi pribadi

PALTV.CO.ID - Data yang dirilis oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan bahwa penjualan motor listrik dari tahun 2017 hingga 2023 hanya mencapai 54 ribu unit.

Bahkan, pada 2023, penjualan motor listrik tercatat hanya sebanyak 11.532 unit, dan hingga kuartal pertama 2024, angka tersebut hanya meningkat sedikit menjadi 11.563 unit.

Pencapaian ini jauh dari target pemerintah dan sangat rendah dibandingkan dengan penjualan motor konvensional.

Ketua Umum AISI, Johannes Loman, menilai bahwa motor listrik masih menghadapi sejumlah tantangan yang membuat penetrasinya di pasar Indonesia berjalan lambat.

BACA JUGA:Nggak Ribet! Ini Cara Gunakan WhatsApp di Dua HP Sekaligus

BACA JUGA:Relawan Gesit, Kerelawanan untuk Aksi Nyata Membantu dengan Keahlian dan Kepedulian

Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan konsumen belum banyak beralih ke motor listrik, meskipun sudah ada dukungan subsidi.

1. Jarak Tempuh Terbatas dan Waktu Pengisian Daya yang Lama

Salah satu kendala utama yang dihadapi motor listrik adalah keterbatasan jarak tempuh dan waktu pengisian daya yang relatif lama. Motor listrik umumnya hanya dapat menempuh jarak yang lebih pendek dibandingkan dengan motor konvensional.

Hal ini menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia yang mengutamakan mobilitas cepat dan sering bepergian jarak jauh.

BACA JUGA:Dahulu Rp80 Juta Sekarang Rp200 Juta, Kok Mobil LCGC Sekarang Mahal?

BACA JUGA:Raih Kemenangan Perdana, Sriwijaya FC Taklukkan Persikabo dengan Skor 5-1

Selain itu, waktu pengisian daya yang lama juga menjadi hambatan.


penjualan motor listrik dari tahun 2017 hingga 2023 hanya mencapai 54 ribu unit.--ilustrasi pribadi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber