Mengapa Rezeki Tiap Orang Berbeda? Ini Alasannya Menurut Pandangan Islam

Mengapa Rezeki Tiap Orang Berbeda? Ini Alasannya Menurut Pandangan Islam

Islam menjelaskan bahwa setiap orang mendapat rezeki yang berbeda-beda.--unsplash.com/@micheile

BACA JUGA:Maraknya Nikah Misyar, Apa Itu Nikah Misyar dan Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Jika terjadi perbedaan dalam hal rezeki, tentu Allah akan memberikan haknya melalui bentuk lain.

Hal ini pun dikarenakan bahwa rezeki itu tidak hanya mencakup uang ataupun materi semata, melainkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.

Oleh karena itu, bentuk rezeki yang diberikan oleh Allah tidak memiliki batasan. Allah memberikan rezeki kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya tanpa batasan (QS al-Baqarah [2]: 212).

Dalam konteks rezeki yang diberikan oleh Allah, tidak ada batasan yang ditentukan oleh input atau usaha manusia agar mendapatkan rezeki yang sesuai dengan usahanya.

BACA JUGA:Tidak Banyak yang Tahu, di Masjid Nabawi Ada Tempat Bisa Ambil Al-Qur’an Gratis Seperti Ini

Meskipun dalam perhitungan akal manusia, besaran output (rezeki yang didapat) biasanya tergantung pada besaran input (usaha yang kita lakukan), hal ini tidak berlaku dalam hal rezeki.

Allah memberi rezeki melebihi usaha yang dilakukan oleh hamba-Nya. Hasilnya bisa jauh melampaui perkiraan dan upaya manusia.

Begitu pula sebaliknya, terkadang kita melakukan usaha yang sangat berlebih. Namun jika kadar rezeki yang kita dapatkan hanya pada porsi tertentu, tentu usaha yang kita lakukan tersebut belum tentu sebanding yang kita dapat.

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim dituntut untuk selalu berusaha sebaik mungkin dan urusan rezeki biar Allah yang mengatur.

BACA JUGA:Raih Kesuksesan dengan Menjaga Konsisten Melalui Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT Seperti Ini!

Sebagian umat Islam merasa heran melihat orang kafir mendapatkan rezeki lebih banyak. Namun, mengapa kaum muslim tidak mencoba mengingat betapa besarnya nilai kebajikan yang telah Allah berikan?

Selain itu, kita sebagai umat Islam juga seharusnya memperhitungkan rasa nyaman yang diberikan oleh Allah kepada hati manusia.

Apalagi, diingat bahwa hari pembalasan pasti akan tiba, di mana Allah akan memberi balasan sesuai dengan keyakinan dan amal perbuatan manusia selama hidup di dunia (QS an-Nahl [16]: 96-97).*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber