Pemakaman Seram Desa Trunyan Bali: Mayat-Mayat di Atas Tanah Yang Tidak Berbau Busuk Karena Pohon Taru Menyan

Pemakaman Seram Desa Trunyan Bali: Mayat-Mayat di Atas Tanah Yang Tidak Berbau Busuk Karena Pohon Taru Menyan

Pemakaman Seram Desa Trunyan Bali: Mayat-Mayat di Atas Tanah Yang Tidak Berbau Busuk Karena Pohon Taru Menyan --Sc : instagram @bali_punya_cerita

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Desa Trunyan, sebuah desa yang terletak di pesisir Danau Batur, Bali, telah menjadi sorotan dunia berkat tradisi pemakaman yang sangat unik. Mayat-Mayat tidak ditanam atau dibakar melainkan disusun di atas tanah di bawah pohon-pohon taru menyan.

Saat seorang penduduk desa meninggal dunia, jenazahnya diletakkan di bawah sebuah pohon taru menyan yang terletak di area pemakaman Desa Trunyan. Pohon tersebut digunakan untuk menghindari bau busuk dari mayat yang biasanya mengiringi kematian.

Di Desa Trunyan ini, jenazah orang yang meninggal tidak dikubur maupun dibakar (aben) seperti yang lazim terjadi di tempat lain. Sebaliknya, jenazah tersebut hanya diletakkan di atas tanah lengkap dengan upacara khusus.

Tradisi pemakaman yang dilakukan di Desa Trunyan ini bukanlah hal yang baru. Selama berabad-abad, masyarakat Trunyan telah menjalankan ritual khusus ini dengan penuh keyakinan.

BACA JUGA:Tidak Hanya di Indonesia Ternyata Warteg Juga ada di Australia, Menunya Sayur Lodeh hingga Opor Ayam

Uniknya, Tradisi Pemakaman Desa Trunyan, meskipun mayat hanya diletakkan di atas tanah dan tidak mengalami proses penguburan maupun pembakaran, mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau yang busuk.

Ini merupakan misteri yang belum sepenuhnya dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, dan menjadi salah satu daya tarik utama yang mengundang wisatawan dari berbagai penjuru dunia untuk berkunjung ke Desa Trunyan.

Ritual pemakaman ini diawali dengan penempatan jenazah di bawah pohon taru menyan. Pohon ini memiliki aroma yang khas, yang dipercaya mampu mengusir bau busuk mayat.

Upacara pemakaman dilakukan oleh para tetua desa dan kerabat dekat yang hadir. Mereka menghormati almarhum dengan cara khusus, dan doa-doa disampaikan selama upacara berlangsung.

BACA JUGA:Warung Wedangan Rempah di Palembang Ini Sediakan Minuman Sehat Kekayaan Rempah Indonesia, Apa Saja Menunya?

Selama proses pemakaman, jenazah diletakkan di atas tanah, dan bambu-bambu digunakan untuk membentuk pagar di sekitarnya.

Pagar bambu ini bertujuan untuk melindungi jenazah dari gangguan binatang buas yang bisa muncul di area pemakaman. Meski tampak sederhana, tradisi ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Trunyan.

Misteri tanpa Bau

Salah satu hal yang paling mengejutkan dari tradisi pemakaman di Desa Trunyan adalah bahwa meskipun jenazah hanya diletakkan di atas tanah dan tidak mengalami proses penguburan atau pembakaran, mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau yang busuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber