Kondisi Layanan Kesehatan dan Rumah Sakit di Gaza Lumpuh dan Mengkhawatirkan, Dampak Konflik Israel-Hamas
Krisis Kesehatan di Gaza: Dampak Konflik Israel-Hamas--Sumber foto: instagram@team_palestina
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Sistem kesehatan di wilayah Gaza saat ini berada dalam keadaan darurat yang sangat serius akibat konflik yang membara antara kelompok militan Palestina Hamas dan Israel.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Dr. Ashraf Al-Qudra, rumah sakit-rumah sakit di sana telah hancur total. Untuk mengatasi situasi ini, pasokan medis dan bahan bakar sangat mendesak untuk memulihkan layanan penyelamatan nyawa yang sangat dibutuhkan.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa pada hari Rabu (25/10/2023), 12 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer di Gaza yang terkepung tidak dapat beroperasi akibat pemboman oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), kekurangan bahan bakar, dan kekurangan staf medis.
Saat ini, hanya 30% dari personel medis di wilayah tersebut yang bisa bertugas, mengakibatkan krisis kesehatan yang sangat mendalam.
BACA JUGA: Indonesia Desak Dewan Keamanan PBB Segera Hentikan Perang di Gaza
Menteri Kesehatan Palestina, Mai Al-Keila, menyoroti kehabisan obat-obatan penting untuk mengobati penyakit seperti kanker, diabetes, dan gagal ginjal.
Dia mendesak pembukaan koridor aman untuk bantuan kemanusiaan, menggambarkan bahwa jumlah bantuan yang telah tiba hanya sebagian kecil dari kebutuhan yang mendesak.
Selama konflik ini, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa 73 personel medis telah tewas, 57 fasilitas kesehatan rusak, dan 25 ambulans hancur akibat serangan Israel.
Jumlah korban jiwa terus meningkat di kedua belah pihak, dengan laporan Israel mencatat 1.405 kematian dan pihak Gaza mencatat setidaknya 6.546 korban tewas, termasuk 2.704 anak-anak.
BACA JUGA:Klaim Kelompok Perlawanan Islam Irak! Terjadi Serangan Ke Pangkalan militer ilegal AS di Suriah
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, telah memperingatkan Dewan Keamanan mengenai situasi yang semakin memburuk di Gaza, yang berpotensi mengancam perdamaian di seluruh wilayah.
Dia mendesak agar bantuan kemanusiaan dapat disalurkan tanpa hambatan dan menyerukan gencatan senjata segera. Guterres juga menekankan bahwa konflik ini bukanlah situasi yang dapat diabaikan, dan bahwa rakyat Palestina telah lama mengalami tekanan dan kesulitan selama lebih dari lima dekade.
Dalam konteks ini, terdapat ketegangan antara PBB dan Israel. Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, meminta pengunduran diri Guterres dengan tuduhan bahwa Guterres menunjukkan "belas kasihan" terhadap teroris dan pembunuh.
Konflik Gaza menjadi permasalahan yang memerlukan perhatian dan upaya serius dari seluruh dunia untuk mencari solusi damai dan membantu masyarakat yang sangat terdampak oleh konflik ini.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://www.rt.com