Dilakukan Turun Temurun! Ini Pendapat Ustadz Adi Hidayat Terhadap Tradisi Tahlilan Untuk Orang Meninggal

Dilakukan Turun Temurun! Ini Pendapat Ustadz Adi Hidayat Terhadap Tradisi Tahlilan Untuk Orang Meninggal

Dilakukan Turun Temurun! Ini Pendapat Ustadz Adi Hidayat Terhadap Tradisi Tahlilan Untuk Orang Meninggal--

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Tahlilan merupakan tradisi turun temurun hingga sekarang berupa pembacaan do'a untuk seorang muslim telah meninggal dunia.  Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan mengenai asal usul dan hukum tradisi tahlilan ini.

Selama berabad-abad, tahlilan telah menjadi ritual pembacaan doa yang telah umum di lakukan masyarakat Nusantara.

Biasanya, masyarakat membacakan tahlil saat mendoakan jenazah yang baru saja dimakamkan, ahli kubur yang telah meninggal lama, serta dalam peringatan 1-7 hari, 15 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari setelah kematian, di rumah keluarga yang ditinggalkan.

Tahlilan pun telah menjadi budaya yang melekat pada masyarakat nusantara ketika ada anggota keluarga atau orang terdekat yang meninggal dunia.

BACA JUGA:Hobi Traveling! Pertimbangkan Selalu Bawa Setrika Mini Untuk Atasi Pakaian Kusut Saat Bepergian

Tahlilan juga merupakan warisan budaya yang telah turun-temurun sejak zaman Wali Songo, menjadi akulturasi budaya yang mempermudah penyebaran dakwah Islam.

Walaupun merupakan tradisi budaya yang baik dan telah dilakukan secara turun temurun oleh sebagian masyarakat muslim di nusantara. Tradisi Tahlilan ini pun juga menuai perdebatan di kalangan ulama.

Tidak sedikit yang mengatakan bahwa tahlilan merupakan amal ibadah yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan menganggap tradisi ini termasuk dalam bid'ah (hal yang tidak dicontohkah  oleh Rasulullah SAW).

Berkenaan dengan hal tersebut, Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan mengenai asal usul dan hukum tradisi tahlilan ini.

BACA JUGA:Buruan Pesan Dan Jadilah Yang Pertama! Xiaomi 14 Siap Meluncur pada 26 Oktober dengan HyperOS Baru

Dalam video yang diunggah melalui kanal youtube Ceramah Pendek. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan asal muasal tradisi tahlilan ini.

Menurutnya konsep tahlilan ini juga menyebar pada masa nabi, sahabat, sampai akhirnya kepada para ulama yang datang ke Nusantara.

Singkat cerita, hal ini bermula ketika ada pertemuan di Ampel Denta, Surabaya dimana pada masa itu dipimpin oleh Sunan Giri.

Setelah itu datanglah penyampaian khusus dari Raden Rahmat yang kita kenal sebagai Sunan Kalijaga. Ia menyatakan bahwa masyarakat pada daerah dakwahnya memiliki kebiasaan jika terdapat seorang yang meninggal dunia maka akan ada pesta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber