WHO Ingatkan Sebaran Penyakit Demam Berdarah Merebak ke Amerika dan Eropa

WHO Ingatkan Sebaran Penyakit Demam Berdarah Merebak ke Amerika dan Eropa

WHO Ingatkan Sebaran Penyakit Demam Berdarah Merebak ke Amerika dan Eropa --free pik.com

BACA JUGA:Yamaha Jupiter Z1 lebih sporty dan tampilan modern

Meskipun sebagian besar pasien dapat sembuh dalam waktu kurang dari dua minggu, penyakit ini tetap menjadi ancaman serius, dengan kurang dari 1% kasus yang berakhir dengan kematian.

Dua jenis vaksin telah tersedia untuk demam berdarah, yakni Dengvaxia yang lebih banyak digunakan namun memerlukan paparan sebelumnya terhadap penyakit ini.

Serta Qdenga yang baru-baru ini disetujui di Inggris, Uni Eropa, serta beberapa negara Amerika Selatan dan Asia.

WHO sangat mengkhawatirkan kemungkinan lonjakan kasus demam berdarah dapat memberikan beban berat pada rumah sakit di negara-negara miskin.

BACA JUGA:Presiden Capcom Haruhiro Tjsujimoto Bilang Harga Game Sekarang Terlalu Murah!

Farrar menyoroti perlunya perawatan klinis yang memerlukan rasio perawat dan pasien yang tinggi, yang bisa menjadi beban besar terutama jika demam berdarah menjadi masalah besar di wilayah Afrika Sub- Sahara.

Selain itu, isu perubahan iklim juga semakin memprihatinkan. Suhu global terus meningkat sejak tahun 1970-an, dan saat ini suhu permukaan bumi lebih tinggi sekitar 0,86° Celsius dibandingkan dengan rata-rata abad ke-20.

Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS. Sepuluh tahun terpanas dalam catatan sejarah terjadi sejak tahun 2010.

Perubahan iklim berpotensi memengaruhi pola penyebaran nyamuk dan penyakit yang mereka bawa, termasuk demam berdarah.

BACA JUGA:KPU Pantau Persiapan Pemilu di Sumsel Melalui Program 'One Day One Office'

Dalam menghadapi tantangan ini, kerjasama antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan demam berdarah.

Selain itu, perubahan iklim juga harus menjadi fokus utama dalam upaya mengatasi dampaknya pada kesehatan manusia.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber