PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Perkawinan orang Palembang biasanya digelar hari Minggu, dengan mengundang semua teman saudara handai taulan. Namun, ada satu acara susulan yang disebut Perayaan Munggah yang biasanya digelar pada hari Senin atau hari lain setelah pesta besar dilakukan.
Tradisi Perayaan Munggah dulu sering dilakukan, mengingat banyak keluarga besar atau saudara jauh yang belum diundang atau memang sengaja tidak diundang dalam hajatan besar sebelumnya.
Lalu apa yang membedakan tradisi Perayaan Munggah ini dengan hajatan atau pesta besar sebelumnya?.
Berikut Keunikan dari tradisi Perayaan Munggah dalam adat Palembang.
BACA JUGA:Rusia Selenggarakan Forum Kebudayaan Internasional IX di St Petersburg 16-18 November 2023
1. Jenis Makanan Yang Dihidangkan.
Jawabannya terletak dari cara makan dan jenis hidangan yang disediakan. Perayaan Munggah tidaklah ada makan besar seperti nasi lengkap lauk pauk.
Tapi justeru tradisi lesehan dengan aneka makanan khas Palembang jenis dan aneka kue tradiosional yang disusun memanjang dengan tujuan tamu yang datang akan menikmatinya secara berhadap hadapan.
Adapuan kue wajib yang dihidangkan antara lain srikaya lengkap dengan ketan, maksuba, agar-agar, bolu, dodol, kue 8 jam, lapis legit dan lainnya.
Nah, kue-kue ini di iris dan ditarok dalam satu piring agak besar. Sementara menu utama yang ada diletakan di hadapan tamu yakni makanan khas Palembang yang berkuah. Biasanya laksan, tekwan, celimpungan atau makanan berkuah lainnya.
2. Cara Makan dan Pelayanan
Cara makan di Perayaan Munggah ini adalah lesehan, masing-masing orang di depannya ada sepiring makanan berkuah dan piring yang penuh aneka jenis kue.
Para tamu yang selesai makan, biasanya kue-kuenya akan diganti termasuk, menyediakan kembali piring baru untuk makanan utama.
BACA JUGA:Hendak Pergi ke Warung, Seorang Gadis Remaja Usia 14 Tahun Dipaksa Ikut 2 Pria dan Dicabuli