Pengantin Perayaan Munggah ini akan dihias ala pengantin moderen dan tidak terkait dengan pakaian adat Palembang. Mereka akan duduk di pelaminan dan didampingi oleh anak-anak kecil yang juga mengenakan gaun moderen.
Sementara, hiburan yang ada saat Perayaan Munggah biasanya orkes atau gambus atau musik batang hari sembilan. Dulu, penyanyi legendaris Sumsel Sahilin sering sekali mengisi acara Perayaan Munggah ini. Baik perayaan siang hari ataupun pada malam hari.
Sekitar awal tahun 1990 an, tradisi Perayaan Munggah ini sudah tergerus dan jarang digunakan. Lagi-lagi masalah kepraktisan dan biaya yang cukup mahal.
Untuk pengeluaran biaya Perayaan Munggah ini justeru lebih besar, karena banyaknya pernak pernik makanan dan hiburan yang harus disajikan.
BACA JUGA:Pencairan Serentak BLT BPNT 3 Bulan, Cek Tanggal dan Daftar Nama Anda, Ambil Dana Bansos di Sini
Selain itu, model makan lesehan sudah tidak efektif lagi saat ini. Karena bentuk rumah-rumah orang moderen saat ini cenderung tidak mencukupi untuk tradisi Perayaan Munggah.
Dulu, rata-rata rumah orang Palembang berbentuk rumah panggung Limas yang memiliki ruang tamu panjang dan luas.
Seiring perkembangan zaman, rumah panggung Limas tinggal sedikit. Itupun dalam kondisi lapuk dan tidak ada perbaikan.
Terlebih rumah kayu di Palembang saat ini sudah hampir punah, sementara tradisi Perayaan Munggah ini memerlukan ruang luas dan harus dilakukan di dalam rumah.
BACA JUGA:Pencairan BLT Rp400.000 Hari Ini! Penerima BPNT Tahap 5 Bisa Cek di cekbansos.kemensos.go.id
Jadi lagi-lagi satu tradisi khas kota Palembang zaman dulu tinggal jadi catatan sejarah. Yang baiknya kaum muda mengambil pelajaran dari sini.
Bahwa banyak pengorbanan yang dilakukan tuan rumah agar silturahmi kekeluargaan tidak putus gara-gara tamu yang tak sempat diundang pada pesta pernikahan.*