Masih Sepi! Transformasi Mobil Listrik di Indonesia Masih Lambat

Kamis 22-05-2025,06:31 WIB
Reporter : said prakata
Editor : Hanida Syafrina

BACA JUGA:Boros Atau Irit? Jeep J24A 2025 Siap Bikin Kantong Deg-degan!

Ia menyarankan agar pemerintah tidak hanya fokus pada insentif pembelian, tetapi juga mempercepat pembangunan infrastruktur seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

Menyediakan pelatihan teknisi kendaraan listrik, dan mendorong sinergi antara produsen, penyedia baterai, dan sektor pendidikan.

Verzaki juga menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di industri mobil listrik global, terutama karena ketersediaan nikel yang melimpah—bahan baku penting untuk baterai lithium-ion.

Namun, potensi ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak diikuti dengan perencanaan industrialisasi yang matang dan inklusif.

BACA JUGA:Mobil Biasa Nangis, Jeep Masih Joget di Lumpur!

BACA JUGA:Nvidia Pastikan Tidak Akan Luncurkan Varian Baru dari Seri Hopper untuk China

“Jangan sampai kita hanya jadi pasar, tapi tidak punya kendali atas teknologi dan manufakturnya.

Pemerintah dan pelaku industri harus bekerja sama agar Indonesia bisa masuk dalam rantai pasok global kendaraan listrik, bukan sekadar konsumen,” pungkasnya.

Secara keseluruhan, perjalanan menuju elektrifikasi kendaraan di Indonesia masih panjang dan penuh tantangan.

Namun, tanda-tanda awal seperti peningkatan minat, pencapaian penjualan merek seperti BYD, serta perhatian publik yang meningkat terhadap keberlanjutan lingkungan memberi harapan bahwa transformasi ini bisa terjadi.

Untuk mewujudkan masa depan mobilitas rendah emisi yang berkelanjutan, dibutuhkan kolaborasi aktif antara pemerintah, industri, dan masyarakat. 

Kategori :