Masih Sepi! Transformasi Mobil Listrik di Indonesia Masih Lambat

Kamis 22-05-2025,06:31 WIB
Reporter : said prakata
Editor : Hanida Syafrina

Di saat yang sama, dominasi merek-merek seperti BYD dan Wuling di pasar EV tanah air semakin menguat, menunjukkan keseriusan produsen China dalam merambah pasar otomotif nasional.

Meskipun pertumbuhan EV mulai terlihat, Yannes menyebut bahwa pengaruhnya terhadap mobil konvensional tidak akan langsung signifikan dalam jangka pendek.

BACA JUGA:Tampil Beda! Velg Jeep J24A 2025 Bikin Pecinta Otomotif Terpesona

BACA JUGA:Gagahnya Kebangetan! Tampilan Depan Mitsubishi Jeep J24A 2025 Bikin Minder

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan infrastruktur pengisian daya listrik yang belum merata, harga mobil listrik yang relatif tinggi, dan kebiasaan konsumen yang masih nyaman dengan kendaraan berbahan bakar minyak.

“Permintaan mobil konvensional diprediksi tetap kuat dalam 5–10 tahun ke depan, apalagi untuk segmen menengah bawah yang sangat sensitif terhadap harga dan ketersediaan layanan purna jual,” jelas Yannes.

Di sisi lain, kendaraan hybrid diperkirakan akan menjadi jembatan transisi menuju elektrifikasi penuh, karena menawarkan efisiensi bahan bakar tanpa mengorbankan fleksibilitas pengisian energi.

Menurut Yannes, jika pemerintah ingin mempercepat adopsi kendaraan listrik, maka salah satu kuncinya adalah mendorong produsen lokal untuk memproduksi mobil listrik dengan harga terjangkau. 

BACA JUGA:Tampil Beda! Velg Jeep J24A 2025 Bikin Pecinta Otomotif Terpesona

BACA JUGA:Jeep Wrangler Rasa Land Rover? Ini Modifikasi Nyeleneh dari Chelsea Truck Co.

Menanggapi kondisi tersebut, Verzaki A. Ramdhan, analis industri kendaraan ramah lingkungan, menyatakan bahwa Indonesia sedang berada dalam masa krusial untuk membangun fondasi kuat dalam ekosistem kendaraan listrik.


mobil listrik saat ini lebih banyak datang dari kalangan konsumen menengah atas--ilustrasi pribadi

Menurut Verzaki, meskipun penetrasi masih rendah, minat dan tren yang ada perlu dikelola dengan baik agar tidak kehilangan momentum.

“Data penjualan dan lonjakan penggunaan EV saat Lebaran menjadi indikator awal bahwa masyarakat mulai menerima mobil listrik.

Tapi ini bukan akhir, ini baru permulaan yang harus ditindaklanjuti dengan strategi jangka panjang,” ujar Verzaki.

BACA JUGA:Era Baru Otomotif, Penjualan Mobil Listrik Melejit 211% di Indonesia pada 2025

Kategori :