BACA JUGA:Puluhan Kerbau di Merapi Lahat Mati Mendadak, Diduga Terjangkit Penyakit Ngorok
Namun di balik optimisme tersebut, tidak sedikit yang menilai bahwa tantangan tetap besar.
Salah satunya datang dari sisi kesiapan infrastruktur pengisian daya yang masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di luar kota-kota besar.
Selain itu, faktor psikologis konsumen yang masih menganggap mobil listrik mahal dan belum familiar juga menjadi tantangan tersendiri.
Dalam menanggapi target ambisius ini, Romi, seorang analis pasar otomotif di Jakarta, menyampaikan bahwa pencapaian 60.000 unit sangat bergantung pada kolaborasi aktif antara pemerintah, industri, dan konsumen.
BACA JUGA:Rahasia Balikin Tombol Dislike YouTube, Coba 4 Ekstensi Ini!
BACA JUGA:Tugu ‘Pompa Angguk’ Mulai Dibangun, Prabumulih Hadirkan Ikon Baru Kota
Romi menilai bahwa tren positif ini harus diiringi dengan edukasi pasar yang lebih masif mengenai keunggulan mobil listrik dibandingkan kendaraan konvensional.
Menurut Romi, insentif yang diberikan pemerintah memang menjadi pendorong awal yang kuat, namun harga jual kendaraan tetap menjadi pertimbangan utama bagi konsumen Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa perlu ada strategi pemasaran yang lebih agresif dari produsen, seperti menghadirkan program cicilan ringan, cashback, atau paket servis gratis untuk menarik minat masyarakat.
Romi juga menyoroti pentingnya memperluas jaringan stasiun pengisian daya cepat di berbagai daerah.
BACA JUGA:Tugu ‘Pompa Angguk’ Mulai Dibangun, Prabumulih Hadirkan Ikon Baru Kota
BACA JUGA:Mengerikan! Balas Dendam, Pria Siram Air Keras ke Wajah Pemuda di SD Palembang
Ia menilai bahwa kenyamanan dalam mengisi daya akan menjadi faktor kunci dalam mempercepat adopsi mobil listrik.
Jika hanya mengandalkan pembangunan di kota-kota besar, maka penetrasi pasar BEV akan sulit meluas secara nasional.
Selain itu, Romi mengingatkan bahwa keberagaman model kendaraan listrik, mulai dari city car, SUV, hingga MPV, dengan rentang harga bervariasi, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia yang sangat heterogen.