Dalam sebuah video di akun media sosialnya, ia menyatakan ketidakpuasannya terhadap Partai Demokrat, yang disebutnya dikuasai elit penghasut perang dan terjebak dalam isu-isu ideologis yang ia anggap destruktif.
Gabbard juga mengkritik apa yang ia sebut sebagai rasisme anti-kulit putih yang berkembang di partai tersebut.
BACA JUGA:Mazda CX-50 Hybrid 2025: SUV Hemat BBM yang Bikin Penasaran, Worth It Banget?
BACA JUGA:Pilihan Pejabat Trump Yang Mengecewakan Pemilih Muslim AS
Sikap Anti-Intervensi dan Kontroversi
Gabbard dikenal vokal menyuarakan pandangan anti-intervensi. Ia kerap menentang kebijakan luar negeri AS yang dianggapnya terlalu banyak campur tangan dalam konflik internasional. Meski demikian, pandangannya ini sering memicu kritik.
Ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, Gabbard menyerukan agar Ukraina tetap menjadi negara netral dan tidak bergabung dengan aliansi militer seperti NATO.
Pernyataannya ini memicu tuduhan bahwa ia menyebarkan propaganda pro-Rusia.
BACA JUGA:Personel Polres Ogan Ilir Peduli ODGJ, Beri Makanan dan Pakaian
BACA JUGA:Sedang Tidur Nyenyak di Indekos Teman, HP Mahasiswi di Palembang Hilang Dicuri Maling
Pengalaman militer Tulsi Gabbard mencakup keterlibatan dalam perang Irak serta penempatan di Kuwait sebagai bagian dari tugasnya di militer AS.--instagram.com/@theveteransproject
Pandangan kontroversial lainnya terlihat dalam konflik Suriah. Gabbard secara terbuka mengkritik dukungan pemerintahan Presiden Barack Obama terhadap oposisi yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Pada 2017, ia bahkan melakukan perjalanan ke Suriah dan bertemu langsung dengan al-Assad.
Dalam wawancara dengan CNN, Gabbard menyatakan bahwa rakyat Suriah seharusnya dibiarkan menentukan masa depan mereka sendiri, tanpa campur tangan negara asing.
Kualifikasi dan Tantangan
BACA JUGA:100 Hari Masa Kerja Pertama DPRD Palembang Fokus Serap Aspirasi dan Dorong Perubahan Kota
BACA JUGA:Agen Brilink Menjamur di Kayuagung, Masyarakat Merasa Aman dan Nyaman Bertransaksi
Meskipun memiliki pengalaman di Komite Keamanan Dalam Negeri selama dua tahun saat menjadi anggota DPR, Gabbard tidak memiliki latar belakang langsung di bidang intelijen.