PALTV.CO.ID - Tulsi Gabbard kini menjadi sorotan setelah Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, menunjuknya sebagai Direktur Intelijen Nasional (DNI).
Peran ini membawa tanggung jawab besar karena mengawasi Program Intelijen Nasional, yang mendanai berbagai aktivitas intelijen di lembaga federal termasuk CIA.
Sebagai Direktur Intelijen Nasional, Gabbard akan menjadi kepala Komunitas Intelijen AS.
Ia bertugas memberikan masukan strategis kepada Presiden, Dewan Keamanan Nasional, dan Dewan Keamanan Dalam Negeri terkait isu-isu keamanan nasional.
Jika resmi menjabat, Gabbard akan menggantikan Avril Haines, wanita pertama yang memegang posisi ini, yang dilantik oleh Presiden Joe Biden pada Januari 2021.
BACA JUGA:Lupa Login Facebook? Ini Solusi Cepat Hapus Akun Tanpa Ribet!
BACA JUGA:CF MOTO, Motor Cina Kok Mahal 250 Cc Seharga 63 Jt Lebih
Sepak Terjang Tulsi Gabbard
Berusia 43 tahun, Tulsi Gabbard memiliki latar belakang yang unik di dunia politik Amerika Serikat.
Ia adalah anggota Kongres pertama yang memeluk agama Hindu dan juga berasal dari Samoa Amerika, wilayah non-negara bagian AS. Masa kecilnya dihabiskan di Hawaii, dengan beberapa waktu tinggal di Filipina.
Pengalaman militernya mencakup keterlibatan dalam perang Irak serta penempatan di Kuwait sebagai bagian dari tugasnya di militer AS. Selain itu, Gabbard pernah menjadi perwakilan distrik kedua Hawaii di Dewan Perwakilan Rakyat AS selama empat periode, dari 2013 hingga 2021.
BACA JUGA:Ratu Dewa Siapkan Saksi untuk Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS
BACA JUGA:Agen Brilink Menjamur di Kayuagung, Masyarakat Merasa Aman dan Nyaman Bertransaksi
Tulsi Gabbard.--instagram.com/@montanaknifecompany
Awalnya, Gabbard merupakan anggota Partai Demokrat. Ia dikenal mendukung Bernie Sanders pada pemilu presiden 2016.
Namun, ambisinya menjadi presiden pada 2020 melalui Partai Demokrat tidak berhasil. Pada 2022, Gabbard memutuskan keluar dari Partai Demokrat, memilih menjadi independen.