PALTV.CO.ID- Pada tanggal 23 September 2024, Israel mulai melancarkan serangan udara terhadap Lebanon, yang menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, dan sejumlah tokoh penting lainnya.
Serangan Israel ini menggunakan bom buatan Amerika Serikat dan merupakan bagian dari strategi baru yang diterapkan Israel dalam konflik yang sedang berlangsung.
Fokus Israel kini telah bergeser dari Gaza ke Lebanon, setelah sebelumnya melakukan serangan di wilayah perbatasan Lebanon dan Suriah.
Operasi ini, yang disebut sebagai "fase baru" dalam perang oleh Israel, merupakan kelanjutan dari "Operasi Panah Utara" yang bertujuan untuk menghancurkan kemampuan militer Hizbullah.
BACA JUGA:Pengambilan Sumpah dan Pelantikan 50 Anggota DPRD Kota Palembang Periode 2024-2029
BACA JUGA:Holiday Angkasa Wisata Kembali Berangkatkan 99 Jemaah Umrah Arbain 1446 H
Menurut laporan dari Lebanon, serangan tersebut telah menyebabkan ratusan korban jiwa dan sekitar satu juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Institut Studi Perang melaporkan bahwa Israel memfokuskan serangan utamanya pada Hizbullah, bukan Angkatan Bersenjata Lebanon.
Hizbullah dianggap sebagai ancaman utama bagi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dan pertarungan antara kedua kekuatan ini semakin intensif.
Dengan demikian, pertanyaannya adalah, bagaimana peta kekuatan antara Hizbullah, Angkatan Bersenjata Lebanon, dan Israel?
BACA JUGA:Saat IRT di Palembang Tertidur Pulas, Ponsel dan Uang Iuran Sekolah Raib Digasak Maling
BACA JUGA:Kajari Palembang Siap Jadi JPU pada Sidang Perdana Kasus Pembunuhan dan Rudapaksa Siswi SMP
Angkatan Bersenjata Lebanon
Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) terdiri dari tiga cabang: angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Tugas utama mereka adalah mempertahankan keamanan nasional serta menjaga stabilitas dalam negeri.
LAF telah berkembang menjadi institusi militer yang lebih profesional setelah penarikan pasukan Suriah dari Lebanon pada tahun 2005.