Sebagai gantinya, targetkanlah penurunan berat badan yang aman dan berkelanjutan.
"Daripada mengikuti diet yang tidak masuk akal atau pembatasan kalori yang ekstrem, fokuslah untuk mengembangkan gaya hidup yang mendukung kesehatan jangka panjang.
Ciptakan defisit kalori moderat dengan diet seimbang yang kaya akan makanan utuh dan olahraga teratur'.
3. Tidur yang tidak memadai
Kurang tidur dapat merusak hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme. "Kurang tidur meningkatkan produksi hormon lapar ghrelin dan menurunkan produksi hormon kenyang leptin," kata Tiwari.
Usahakan untuk mendapatkan setidaknya tujuh hingga delapan jam tidur yang berkualitas setiap malam.
4. Kondisi kesehatan
Masalah kesehatan yang mendasari seperti hipotiroidisme dan sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat memengaruhi metabolisme dan membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit, Tiwari memperingatkan.
Tiwari menyarankan orang-orang untuk berkonsultasi dengan ahli medis jika mereka mencurigai adanya kondisi medis untuk mengesampingkan kemungkinan penyebabnya.
5. Stres.
Stres kronis meningkatkan kadar kortisol, hormon yang diketahui meningkatkan penyimpanan lemak, dan Dr Rohatgi merekomendasikan teknik manajemen stres seperti yoga, meditasi, dan pernapasan dalam untuk meringankan tingkat stres.
Ingatlah bahwa penurunan berat badan adalah sebuah maraton, bukan lari jarak pendek.
BACA JUGA:Semarak Ramadan, Pemkot Palembang Gelar Pengajian dan Salat Tarawih di Rumah Dinas Walikota
Bersabarlah dengan diri Anda sendiri, rayakan pencapaian selain penurunan berat badan, seperti peningkatan kekuatan dan daya tahan otot, dan jangan ragu untuk meminta bimbingan dari ahli diet terdaftar, pelatih bersertifikat atau dokter untuk mendapatkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.*