PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Museum Timah Tanjung Pandan, yang terletak di Jalan Melati No. 41 A, Kecamatan Parit, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka-Belitung, cocok para pengunjung yang ingin memahami sejarah dan keunikan pertambangan timah di Pulau Belitung.
Museum ini bukan hanya sekadar tempat menyimpan benda-benda peninggalan, namun juga menjadi saksi bisu perkembangan industri pertambangan timah yang telah lama melekat dalam sejarah pulau ini.
Museum Timah Tanjung Pandan menyajikan berbagai kegiatan dan aktivitas menarik bagi pengunjungnya. Salah satu kegiatan yang bisa dinikmati adalah menelusuri bangunan museum dan melihat koleksi benda-benda serta perlengkapan yang digunakan dalam proses penambangan.
Pengunjung juga dapat menyaksikan koleksi museum, termasuk peninggalan kerajaan, harta karun, benda kuno dari negeri asing, dan awetan hewan purba dan langka.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Beri Bantuan Ke Anak Beresiko Stunting dari 18 Kecamatan
Dengan didampingi pemandu, pengunjung dapat mendengarkan cerita dan kisah masa lalu mengenai pertambangan timah di Pulau Belitung.
Selain itu, tersedia pula maket yang menjelaskan cara pertambangan timah pada masa lampau, memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang proses penambangan yang telah menjadi bagian integral dari sejarah pulau ini.
Ada juga Prasasti Timah yang berada di halaman depan museum dan memiliki sejarah tersendiri sejak dibuat pada 23 Juni 1923.
Pulau Belitung, yang dikenal sebagai salah satu produsen utama timah, memiliki sejarah pertambangan yang panjang.
BACA JUGA:Kemenkumham Sumsel Gelar Upacara dan Tasyakuran Puncak Peringatan HBI ke-74
Meskipun perusahaan timah, seperti PT. Timah, telah lama tidak beroperasi, warisan dan jejak pertambangan timah tetap hidup di tengah masyarakat.
Museum Timah Tanjung Pandan hadir sebagai penjaga sejarah, menyimpan berbagai koleksi yang mencerminkan perjalanan industri pertambangan timah di pulau ini.
Untuk menikmati pengalaman berharga di Museum Timah Tanjung Pandan, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 2.000,- per orang.
Tarif yang sangat terjangkau ini menjadikan museum ini sebagai destinasi wisata yang ramah kantong. Jam operasional museum dari pukul 08:00 hingga 16:00 WIB setiap hari memberikan fleksibilitas waktu bagi para pengunjung.
BACA JUGA:Museum Le Mayeur Bali, Peninggalan Benda Seni Prestisius Seniman Belgia Yang Cinta Mati Pada Bali