Pemanfaatan Teknologi Augmented Reality Dalam Museum

PALTV.CO.ID,- Museum merupakan tempat yang berfungsi untuk memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah, seni, dan pengetahuan.

Sayangnya, di Indonesia, tingkat kunjungan ke museum masih lebih rendah dibandingkan dengan destinasi wisata alam seperti pantai atau gunung.

Salah satu alasan utama adalah anggapan bahwa museum hanyalah ruang pamer yang kurang menarik, penuh dengan benda-benda kuno, dan aktivitas pengunjung terbatas pada sekadar melihat-lihat koleksi tanpa interaksi mendalam.

Untuk mengatasi masalah ini, teknologi Augmented Reality (AR) hadir sebagai solusi inovatif untuk pengembangan museum.

BACA JUGA:Kecelakaan Kerja, Pekerja di Palembang Putus Tangan dan Patah Kaki Tertimpa Lift Barang

BACA JUGA:Dugaan Korupsi DD dan ADD, Kejari Muara Enim Geledah Kantor Kepala Desa

AR menawarkan pengalaman yang lebih interaktif, sehingga museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan artefak, tetapi juga media edukasi yang menyenangkan dan modern.

AR adalah teknologi yang menggabungkan elemen digital dengan dunia nyata melalui perangkat seperti ponsel pintar atau tablet.

Dalam konteks museum, AR dapat digunakan untuk menyajikan informasi koleksi dalam format multimedia, seperti animasi, video, atau narasi interaktif.

Pengunjung dapat menggunakan aplikasi AR untuk mengarahkan kamera perangkat mereka ke objek tertentu, lalu melihat visualisasi digital yang menambah penjelasan tentang objek tersebut.

BACA JUGA:Mengenal New Honda BR-V N7X: SUV Stylish dengan Kenyamanan Maksimal

BACA JUGA:Review Mitsubishi Xpander Hybrid: Perubahan, Performa, dan Keunggulannya

Contohnya, ketika seorang pengunjung mengarahkan ponsel ke fosil dinosaurus, aplikasi AR dapat menampilkan model 3D dinosaurus yang bergerak, lengkap dengan penjelasan tentang habitat dan cara hidupnya.

Teknologi ini memberikan pengalaman yang jauh lebih menarik dibandingkan hanya membaca teks di papan informasi.

Sumber: berbagai sumber