Tanggapan Buya Yahya Mengenai Perbedaan Pendapat Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Tanggapan Buya Yahya Mengenai Perbedaan Pendapat Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Buya Yahya di kanal YouTube Al-Bahjah TV.--Tangkapan layar youtube.com/@AlBahjahTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, biasanya sebagian besar umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai penghormatan terhadap kelahirannya.

Meskipun momen ini dianggap istimewa di kalangan umat Islam, namun berbagai perbedaan pendapat muncul dalam umat Islam terkait perayaan Maulid Nabi ini. 

Beberapa umat Islam memandangnya sebagai momen penting untuk mengenang kehidupan dan ajaran Nabi, sementara yang lain merasa perlu merayakannya secara meriah dan ada pula yang tidak sama sekali mengadakan peringatan tanggal tersebut. 

Perdebatan tentang apakah Maulid Nabi seharusnya dirayakan atau tidak ini mencerminkan keragaman pandangan dalam agama Islam.

BACA JUGA:Lanud Srimulyono Herlambang bersama Tim Petugas Keamanan Bandara SMB II Gagalkan Penyelundupan Ganja Kering

Namun, satu hal yang tetap disepakati adalah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah figur yang sangat dihormati dan berpengaruh dalam sejarah dan keyakinan umat Islam.

Sejumlah umat Islam enggan merayakan Maulid Nabi karena kurangnya dasar yang kuat dalam sumber-sumber agama mengenai perayaan tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari kelahiran Nabi.

Bahkan, beberapa kelompok dalam umat Islam menganggap perayaan Maulid Nabi sebagai bid'ah (hal yang tidak dilakukan pada zaman Rasulullah) dan melarangnya.

Pandangan ini pun mencerminkan perbedaan pendapat dalam umat Islam mengenai keabsahan perayaan tersebut, di mana sebagian umat merasa bahwa tidak ada landasan agama yang kuat untuk merayakannya. Sementara yang lain mungkin merayakan dengan keyakinan dan tradisi mereka sendiri.

BACA JUGA:Kontingen Banyuasin Juara Umum Cabor Menembak ISSF 10 Meter Porprov Sumsel XIV Lahat 2023

Karena hal tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya, menekankan pentingnya merayakan Maulid Nabi sebagai momen gembira untuk menghormati karunia terbesar dari Allah SWT, yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa kebenaran bagi manusia.

Baginya, pelarangan peringatan Maulid Nabi adalah sesuatu yang aneh dan mungkin disebabkan oleh salah pengertian.

"Pelarangan terhadap peringatan Maulid Nabi itu, merupakan pelarangan yang aneh," kata Buya Yahya dalam tausiahnya yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Menurut Buya Yahya, Maulid Nabi seharusnya menjadi waktu untuk bersama-sama merayakan Nabi dan mengajak umat untuk memperbarui rasa syukur atas kehadiran Rasulullah SAW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber