Tradisi Kawin Tangkap Sumba Barat Yang Melenceng Dari Adat dan Jadi Kekerasan Terhadap Perempuan

Tradisi Kawin Tangkap Sumba Barat Yang Melenceng Dari Adat dan Jadi Kekerasan Terhadap Perempuan

Tradisi Kawin Tangkap Sumba Barat Yang Melenceng Dari Adat dan Jadi Kekerasan Terhadap Perempuan--instagram.com/@changeong.id

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,-  Budaya luhur Kawin Tangkap suku Sumba Barat NTT  belakang tercoreng karena beberapa oknum yang melakukan kekerasan kepada perempuan dengan dalih  tradisi dan adat turun temurun.

Sebelumnya, viral beredar video sekelomok pria menangkap dan menaikkan sorang perempuan untuk dikawin paksa di Simpang pertigaan Kalembuweri, Jalur Tena Teke dan Jalur Rara, Desa Waimangura, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NT

Polres SBD pada tanggal 7 sepetember 2023 berhasil mengamankan empat laki-laki yang diduga sudah melakukan penculikan seorang wanita dan dibawa lari dengan mobil pick up, yang videonya viral tersebut.

Dalam video yang diunggah konten-sensitif.id terlihat wanita yang sedang berdiri diangkat ramai-ramai oleh banyak laki-laki.

BACA JUGA:5 Cara Dapat Saldo DANA Gratis, Cuan Rp353.000 Langsung Cair Tanpa Modal!

Jeritan wanita itu tidak ada yang bisa membantu. Hanya saja terdengar, suara yang memvideokan. ‘’Ini kawin paksa, kasihan kawan-kawan,’’ ujarnya kepada seorang lagi didekatnya.

Berdasarkan keterangan masyarakat Sumba, pelaksanaan kawin tangkap tidaklah seseram itu, namun tahun-tahun terakhir ini tradisi tersebut telah melenceng dari prosedur adatnya.


Tradisi Kawin Tangkap Sumba Barat Yang Melenceng Dari Adat dan Jadi Kekerasan Terhadap Perempuan--instagram.com/@ketidaksetaraan

Beberapa kejadian di Sumba Barat mengungkap praktik kekerasan dan pemaksaan kepada perempuan untuk dikawini bahkan diperkosa dengan dalih adat ‘Kawin Tangkap’.

Polisi, budayawan dan para pakar bereaksi keras terhadap prilaku ‘Kawin Tangkap’ generasi sekarang yang jauh dari nilai moral dan budaya luhur.

BACA JUGA:Alternatif Investasi dan Pendaan : Bagaimana mekanisme pendanaan Peer-to-peer(P2P) Masih amankah

Dengan atas nama tradisi pelaku merasa berhak menculik perempuan Sumba bahkan melakukan kekerasan kalau perempuannya tidak mau dinikahi.

Beberapa sumber mengatakan pergeseran praktik kawin tangkap merupakan salah satu akibat dari kontruksi gender yang tidak setara yang meletakan perempuan di pihak yang kalah.

Seorang penulis budaya Sumba Oe. H. Kapita dalam buku Masyarakat Sumba dan Adat Istiadatnya mengungkapkan, sebenarnya kawin tangkap ini merupakan tradisi drama pura-pura untuk proses perkawinan yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber