Cerita Mistis di Indonesia: Legenda Air Terjun Bedegung di Muara Enim Menyimpan Kisah Tragis

Cerita Mistis di Indonesia: Legenda Air Terjun Bedegung di Muara Enim Menyimpan Kisah Tragis

Cerita Mistis di Indonesia: Legenda Air Terjun Bedegung di Muara Enim Menyimpan Kisah Tragis.--Foto/instagram@palembanginfo

Sultan kemudian memerintahkan prajuritnya untuk mengumpulkan para gadis desa, tetapi pada saat itu, belum ada yang dianggap cocok oleh Sultan.

Hingga suatu hari, Sultan melihat seorang gadis jelita membawa bangki emas dari kejauhan. Karena tidak berhasil mengejarnya, ia memerintahkan prajuritnya untuk menyelidiki identitas gadis tersebut.

BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele! Begini Dampak Jika Tidak Benar Memasang MCB Listrik Rumah

BACA JUGA:Bukan Hanya Gaya Tapi Juga Sehat, Manfaat Luar Biasa Mendengarkan Musik Beat!

Setelah penyelidikan, ternyata gadis pemilik bangki emas tersebut adalah anak perempuan dari Kerio Carang. Untuk memastikan kebenarannya, Sultan mengunjungi rumah Kerio Carang dengan maksud untuk melamar putrinya.

Namun, reaksi yang diterima Sultan hanyalah penolakan dari tuan rumah dan putrinya. Hal ini membuat Sultan marah, dan ia memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Kerio Carang dan putrinya.

Namun, ternyata Kerio Carang dan putrinya bukanlah orang biasa. Mereka memiliki kesaktian yang membuat prajurit kesulitan dan gagal menangkap mereka.

Selama dalam pelarian, Kerio Carang dan putrinya memutuskan untuk bersembunyi di hutan di Desa Bedegung, tepatnya di Air Terjun Bedegung.

BACA JUGA:Cerita Mistis di Indonesia: Rumah Sakit Kartika Bandar Lampung Konon Muncul Penampakan Sosok Hantu Perawat

Setelah waktu yang cukup lama berlalu, sang putri merasa sangat kesepian. Dia kadang-kadang keluar ke desa terdekat, dan dari situlah dia terkenal di kalangan penduduk desa karena kecantikannya yang luar biasa.

Namun, kecantikan tersebut tidak mampu menghilangkan rasa sepi yang semakin besar dalam dirinya. Putri tersebut sering menangis sepanjang hari di tempat persembunyiannya.

Kemudian, Kerio Carang mengunjungi Desa Bedegung dan bertemu dengan dua puyang (pemimpin adat), yaitu puyang Bukit dan puyang Tenang.

Dia meminta kedua puyang ini memberikan nama untuk putrinya agar tangisannya berhenti, dengan imbalan hadiah jika nama yang diberikan cocok.

BACA JUGA:Komunitas Pendongeng Sumsel, Legenda Si Pahit Lidah Cerita yang Paling Populer di Sumatera Selatan

BACA JUGA:Dugaan Malapraktik, Keluarga Pasien dan RS Pertamedika Lakukan Mediasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber