Ini Keunikan Suku Anak Dalam yang Harus Kamu Tahu

Ini Keunikan Suku Anak Dalam yang Harus Kamu Tahu

Ini Keunikan Suku Anak Dalam yang Harus Kamu Tahu--wikipedia.org

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kalian pasti pernah mendengar istilah Suku Kubu, bukan? apa yang kalian ketahui ketika mendengar Suku Kubu? 

Suku Kubu yang biasa dikenal dengan sebutan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa yang cukup minoritas di negara Indonesia ini. Suku ini hidup menempati wilayah pedalaman di pulau Sumatera.

Suku Kubu atau Suku Anak Dalam ini sebagian besar bermukim di Provinsi Jambi dan sebagiannya lagi bermukim di Provinsi Sumatera Selatan. Akan tetapi, mereka kebanyakan bermukim di Provinsi Jambi dengan jumlah populasi saat ini sudah mencapai ribuan orang.

Jika kita mendengar dari tradisi lisan, Suku Kubu atau Suku Anak Dalam ini merupakan orang Maalau Sesat yang kabur dan berlari ke pelosok hutan rimba yang terletak di Kawasan Air Hitam, tepatnya di Taman Nasional Bukit Duabelas. Setelah mereka lari dan masuk ke dalam hutan rimba tadi membuat masyarakat menjulukinya Moyang Segayo.

BACA JUGA:Bosan dengan Model Truk yang Gitu-Gitu Aja? Hasil Karya Irsyad Putra Karoseri Ini Bisa Jadi Inspirasi

BACA JUGA:Mie Instan, Makanan Nikmat Namun Berdampak Buruk Bagi Tubuh

Ternyata ada juga tradisi lain yang menjelaskan bahwasannya mereka berasal dari wilayah Sumatera Barat, tepatnya di daerah Pagaruyung yang melakukan perpindahan tempat dan beralih ke Provinsi Jambi. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwasannya Bahasa yang digunakan oleh Suku Anak Dalam ini memiliki kesamaan dengan Bahasa yang digunakan oleh suku Minangkabau.

Tidak hanya kesamaan dari segi Bahasa yang memperkuat Suku Anak Dalam ini termasuk bagian dari suku Minangkabau, tetapi adat yang mereka gunakan juga sama seperti suku Minangkabau yaitu menggunakan Sistem Kekeluargaan Matrilineal.

Belum ada titik terang mengenai asal-usul Suku Anak Dalam sampai saat ini. Para peneliti juga menyebutkan bahwa mereka belum menemukan fakta konkrit tentang bagaimana Suku Anak Dalam yang terisolasi ini ada serta alasan mereka memilih hidup secara primitif. 

Ada sejarah yang mengatakan mengenai asal-usul Suku Kubu ini. Mereka menyebutkan bahwa Suku ini merupakan sekelompok prajurit yang keberadaannya diharapkan dapat melawan perang terhadap Kerajaan Tanjung Jabung. Raja dari kerajaan Pagaruyung mengirimkan mereka karena mereka telah menyanggupi perang untuk melawan kerajaan yang menantang kerajaan Jambi serta mereka juga berjanji tidak akan kembali ke daerah asal sebelum misi mereka berhasil terpenuhi.

Sayangnya, pada saat tengah perjalanan prajurit tersebut kehabisan bekal karena terlalu lama terjebak di hutan belantara yang begitu luas. Karena malu akan janjinya yang tidak bisa ia tepati membuat prajurit tersebut malu untuk pulang sehingga mereka memilih untuk hidup dan menetap di dalam hutan. Karena terlalu lama menetap di hutan, membuat mereka membentuk kebudayaan serta kehidupan mereka sendiri yang pada akhirnya menjadi Suku Anak Dalam yang kita kenal sekarang.

Suku Anak Dalam ini hidup secara nomaden. Mereka juga menggantungkan hidupnya dengan cara berburu dan meramu. Sebagian besar Suku Anak Dalam ini menganut sistem kepercayaan Animisme karena mereka tidak memiliki kepercayaan seperti sebagian besar agama pada umumnya.

Hal unik lainnya terlihat dari mereka mempercayai 4 elemen yakni air, tanah , angin, dan api yang mereka percayai berkuasa layaknya seorang avatar. Dengan menganut kepercayaan animism tadi menjadikan mereka hanya percaya terhadap sesuatu yang mereka anggap berkuasa serta memiliki kehebatan. Itulah mengapa Suku Kubu ini sering melakukan penghormatan berupa upacara terhadap orang yang telah meninggal dunia dengan alasan agar roh tersebut segera pergi ke surga dan tidak akan mengganggu mereka.

Konon katanya, Suku Anak Dalam ini memiliki kekuatan supranatural yang sangat tinggi. Walaupun mereka memiliki kekuatan supranatural yang tinggi, mereka tetap menjalankan kehidupan dengan sederhana serta hidup bergantung dengan kondisi yang ada di hutan. Sampai saat ini mereka masih menjadikan berburu dan mencari buah-buahan di hutan sebagai cara mereka memenuhi kebutuhan hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: