Suasana Desa Rebo: Desanya Orang Tionghoa di Bangka Amoi Kek Akew

Suasana Desa Rebo: Desanya Orang Tionghoa di Bangka Amoi Kek Akew

Suasana Desa Rebo: Desanya Orang Tionghoa di Bangka Amoi Kek Akew.--Youtube/@BANGKA BELITUNG

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Desa Rebo pertama kali mendengar kata "Rebo" yang merupakan nama hari, yaitu Rabu. Namun, tidak ada hubungan antara nama Desa Rebo dengan hari Rabu.

Menurut tokoh masyarakat setempat, asal nama Desa Rebo berasal dari masa lalu di mana desa ini memiliki banyak pohon kelapa.

Oleh karena itu, orang Tionghoa menyebutnya "kelabo," yang berarti kelapa. Namun, karena pengucapan "kelabo" sulit bagi warga Melayu, kata tersebut berubah menjadi "rebo."

Seiring berjalannya waktu, wilayah ini lebih dikenal sebagai Desa Rebo. Luas Desa Rebo adalah 2.786 hektar dengan populasi sekitar 4.050 penduduk.

BACA JUGA:Mengapa Orang Palembang suka Makan Pindang Ikan Patin? Ini manfaat Pindang bagi Kecerdasan Otak

BACA JUGA:Inilah Contoh Surat Permohonan Dana 17 Agustus yang Baik dan Benar

Mata pencaharian utama masyarakat desa adalah sebagai petani dan nelayan. Komoditas pertanian meliputi kelapa, coklat, lada, dan kelapa sawit. Di sektor usaha kecil atau industri rumahan, terdapat produksi kerupuk, kemplang, keripik, dan makanan ringan lainnya.

Potensi pariwisata Desa Rebo juga sangat besar. Di sebelah timur desa, terdapat pantai berpasir putih yang pernah terkena dampak tambang ilegal namun kini telah dipulihkan.

Pantai Rebo memiliki daya tarik sebagai spot foto karena terdapat pohon pinus yang indah. Selain Pantai Rebo, terdapat juga pantai lain seperti Pantai Tikus, Pantai Mang Kalok, dan Pantai Takari.

Di wilayah perbukitan, terdapat Pagoda Nusantara di puncak Bukit Rebo dan Puri Tri Agung yang menambah daya tarik wisata di Desa Rebo. Puri Tri Agung sering dikunjungi oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri.

BACA JUGA:Pengurus dan Anggota Baru Rafa Tv 2023-2024 UIN Raden Fatah Siap Tingkatkan Kualitas Konten

BACA JUGA:Sulit Bersaing, Angkutan Kota Palembang Kini Sepi Penumpang

Saat memasuki Desa Rebo pada akhir Februari 2018, nuansa perayaan Imlek masih terasa kental. Ornamen perayaan seperti lampion, umbul-umbul, dan ucapan tahun baru Imlek masih terlihat di jalan-jalan desa.

Setiap tahunnya, Desa Rebo merayakan Tahun Baru Imlek dengan meriah, termasuk melalui Festival Imlek yang melibatkan berbagai atraksi seperti barongsai, liong, dan tanjidor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber