Mengenal ORI, Mata Uang Pertama Sebelum Jadi Rupiah yang Pernah Mewarnai Perjalanan Indonesia

Mengenal ORI, Mata Uang Pertama Sebelum Jadi Rupiah yang Pernah Mewarnai Perjalanan Indonesia

ORIDA Mata Uang indonesia pertama kali.--foto/ kementrian keuangan

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, sebuah tantangan besar muncul: negara baru ini belum memiliki lembaga keuangan dan mata uang sendiri.

Pada masa itu, wilayah Indonesia masih menggunakan empat mata uang yang berbeda, yang masing-masing memiliki asal-usul dan sejarahnya sendiri. Namun, di tengah perjuangan ini, pemerintah tetap mempersiapkan pengenalan mata uang beridentitas Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Oeang Republik Indonesia (ORI).

Namun, dalam perjalanan sejarah tersebut, ada satu mata uang yang sering terlupakan, yaitu Oeang Daerah Republik Indonesia (ORIDA), yang merupakan mata uang yang dikeluarkan oleh daerah-daerah di Indonesia.

Sebelum peraturan resmi tentang ORIDA diberlakukan, provinsi Sumatera telah mencetuskan ide untuk menciptakan mata uang daerah mereka sendiri. Pada bulan April 1947, ORIDA pertama kali diperkenalkan di Pematang Siantar, Sumatera.

BACA JUGA:Wah Ternyata ini Sejarah Awal Hadirnya Konsep Hunian Apartemen

BACA JUGA:Ringkasan Bab 1 Buku Riches and Poverty: Pemikiran yang Timbul dari Kontroversi Besar

Pemrakarsa dari ORIDA pertama ini adalah Gubernur Sumatera saat itu, Tengku Mohammad Hasan. Ia mengusulkan kepada Menteri Keuangan Sjafruddin Prawiranegara untuk diberikan izin membelanjakan uangnya secara terbatas.

Setelah berdiskusi, Sjafruddin akhirnya menyetujui usulan tersebut. Pada tanggal 8 April 1947, melalui surat keputusan No. 92/KO, Gubernur Sumatera Tengku Mohammad Hasan resmi mencetak dan mengedarkan ORIDA pertama di Indonesia.

Mata uang daerah ini dikenal dengan nama Oeang Republik Indonesia Sumatera (ORIPS), dengan nilai yang setara dengan 1 ORI. ORIPS hadir dalam empat pecahan, yaitu Rp 1, Rp 5, Rp 10, dan Rp 100. ORIPS pertama ini dilengkapi dengan tanda keamanan dan nomor seri untuk memastikan keasliannya, sebagai upaya mencegah pemalsuan yang mungkin dilakukan oleh NICA, pemerintah Belanda saat itu, untuk menghancurkan ORI.

Pada awalnya, pencetakan ORIPS dilakukan di Pematang Siantar, namun kemudian dipindahkan ke Bukittinggi pada tahun 1948, sesuai arahan Presiden Soekarno kepada Pangdam IX di Bukittinggi untuk membantu produksi ORIPS.

BACA JUGA:Kenapa Penting Mengajarkan Anak untuk Mencintai Buah dan Sayur Sejak Usia Dini

BACA JUGA:Mengatasi Tantangan: Cara Orang Tua Menahan Emosi saat Mengajari Anak Belajar

Perjalanan ORIDA pertama ini tidaklah mudah. Pendudukan NICA di beberapa daerah di Sumatera membuat ORIPS sulit untuk disebarluaskan secara luas.

Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat pemerintah daerah lain di Sumatera untuk mengeluarkan mata uang daerah mereka sendiri. Keberadaan Peraturan Pemerintah (PP) menjadi jaminan legitimasi ORIDA dan kesetaraannya dengan ORI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber