Memetik Hikmah dari Kisah Inspiratif Emas dan Tanah: Kebermaknaan Hidup yang Sejati

Memetik Hikmah dari Kisah Inspiratif Emas dan Tanah: Kebermaknaan Hidup yang Sejati

Kisah Inspiratif Emas dan Tanah.-Peggy_Marco-Pixabay

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam kisah inspiratif ini, terdapat satu perumpamaan antara emas dan tanah yang memberikan manfaat bagi sesama.

Perlu kita sadari bahwa Tuhan menciptakan kita dengan tujuan yang jelas. Setiap orang memiliki peran dan tugasnya masing-masing.

Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Jangan terlalu terfokus pada kekurangan kita, melainkan fokuslah pada kelebihan yang dimiliki.

Ketika kita dapat memanfaatkan kelebihan tersebut, kita akan lebih mudah menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Itulah hakikat hidup sejati.

BACA JUGA:Adu Jotos Para Pemilik Penyewaan Mainan Anak di Komplek Jakabaring Sport City, Kini Sudah Berdamai

BACA JUGA:Ribut Masalah Arisan di Warung Pecel Lele, Winda Aniaya Teman Arisan dengan Palu

Salah satu kisah inspiratif yang dapat kita ambil hikmahnya adalah kisah antara sebongkah emas dan tanah. Meskipun kisah ini bersifat fiktif, banyak kebijaksanaan yang dapat kita petik darinya.

Kisah ini dimulai dengan percakapan antara dua makhluk yang sangat berbeda, yaitu emas dan tanah. Emas berkata kepada tanah, "Lihatlah dirimu yang suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya yang mengkilat seperti diriku yang mempesona semua orang yang melihatku? Apakah engkau seberharga aku?" Dengan sombongnya, emas merendahkan tanah yang gelap dan kecil.

Namun, tanah menggelengkan kepala dan menjawab, "Benar, aku tidak secemerlang dan sesilau engkau. Tetapi ketahuilah, aku dapat menumbuhkan rumput dan pohon, menghasilkan bunga dan buah, dan menyediakan tanaman yang menjadi makanan bagi makhluk lain seperti hewan dan manusia. Lihatlah, orang-orang selalu menginjakiku."

Tanah kemudian melanjutkan. "Lihatlah, mereka menaruh harapan pada diriku. Dengan menanamkan biji-bijian pada diriku, mereka berharap untuk memetik hasilnya, bahkan untuk hidup dan mati. Mereka membutuhkanku, aku berguna dan bermanfaat bagi banyak orang. Bagaimana denganmu? Apakah engkau memberikan manfaat dalam kilauanmu? Orang-orang hanya mengagumimu, tetapi tidak berharap apa pun darimu."

BACA JUGA:Ringkasan Bab 11 Buku Psychology of Money: Menabung Uang, Masuk Akal Lebih dari Rasional

BACA JUGA:Terlalu Boros dan Tidak Bisa Menabung! Ini 10 Tips Kelola Keuangan bagi Kaum Milenial

Dengan penuh kepercayaan diri, tanah menjawab hinaan emas, dan emas pun terdiam tanpa bisa berkata lagi. Percakapan ini mengandung makna yang dalam dalam kehidupan kita. Banyak orang memiliki karakteristik seperti emas yang berharga.

Mereka bersinar dengan gemerlap tetapi tidak memberikan manfaat bagi orang lain. Mereka hanya muncul sebagai hiasan dinding yang sekadar dekoratif, dan saat kilauan mereka memudar, mereka menjadi kurang berarti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber