Apem Banyu dalam Tradisi Masyarakat Palembang

Kudapan tradisional ini sudah lama dikenal dan menjadi bagian dari kehidupan sosial maupun budaya.--ig@ambarini
BACA JUGA:Polisi Ringkus Dua Pengedar Narkotika di Indralaya Utara
Tradisi ini seolah menegaskan bahwa makanan tradisional bukan hanya sekadar pengisi perut, tetapi juga media penyampai nilai-nilai kebajikan.
Bahan Bahan : 500 gram tepung beras sebagai bahan utama pembentuk tekstur, 500 gram tepung terigu untuk menambah kekenyalan dan kekuatan adonan.
Untuk hasil adonan yang lebih ringan dan mengembang baik, gunakan 3 sdm fernipan, lalu campurkan dengan 2 sdm gula pasir agar tercipta manis yang halus.
Santan secukupnya, biasanya dalam jumlah cukup banyak, karena menjadi penentu rasa gurih dan lembut, Garam seperlunya untuk menyeimbangkan rasa.
Kombinasi bahan ini menghasilkan kue dengan tekstur lembut, rasa manis gurih, serta aroma harum yang khas.
Cara Membuat : Tepung beras, tepung terigu, fermipan, dan gula pasir dimasukkan ke dalam wadah besar.
BACA JUGA:Ojol Palembang Gelar Penggalangan Dana untuk Keluarga Affan Kurniawan
BACA JUGA:Usai Dilantik, Parkindo Sumsel Wajib Segera Bersosialisasi
Semua bahan ini kemudian diaduk hingga merata.
Mengaduk dengan tangan lebih disarankan karena bisa merasakan kelembutan adonan, meski penggunaan mixer dengan kecepatan rendah juga memungkinkan.
Apem banyu ini muncul pada ritual tujuh hari kematian dalam kebiasaan masyarakat Palembang.--ig@nilapermatasari
Setelah bahan kering tercampur, masukkan santan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Proses ini penting agar adonan tidak menggumpal.
Bila dirasa adonan terlalu kental, bisa ditambahkan sedikit air.
Adonan lalu didiamkan sekitar 20 menit agar ragi bekerja dengan baik sehingga menghasilkan adonan yang lebih ringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber