Mengapa Harga Bensin di Indonesia Lebih Mahal Dibandingkan Malaysia? Ini Penjelasannya.

Mengapa Harga Bensin di Indonesia Lebih Mahal Dibandingkan Malaysia? Ini Penjelasannya.

Mengapa Harga Bensin di Indonesia Lebih Mahal Dibandingkan Malaysia? Ini Penjelasannya.--youtube fuse box moto

PALTV.CO.ID,- Belakangan ini, isu seputar harga bensin di Indonesia kembali mencuat ke permukaan publik. Salah satu pemicunya adalah unggahan dari YouTuber otomotif Ridwan Hanif yang membandingkan kualitas dan harga bensin antara Indonesia dan Malaysia.

Banyak warganet pun mempertanyakan: mengapa bensin di Malaysia yang berkualitas tinggi bisa dijual dengan harga lebih murah, sedangkan di Indonesia justru sebaliknya?

Kualitas dan Harga BBM Malaysia vs Indonesia

Petronas perusahaan minyak nasional Malaysia, dikenal mampu memproduksi bensin berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.

BACA JUGA:Sebuah Sepeda Motor Terbakar di SPBU Plaju Simpang Bakaran, Beruntung Api Cepat Dipadamkan

BACA JUGA:3 Hari Tak Keluar Rumah, Perempuan Tua Ditemukan Meninggal Dunia

Sementara itu, bensin yang dijual Pertamina di Indonesia sering kali dikeluhkan dari segi kualitas, namun harganya tetap tinggi. Ironisnya, Malaysia sebagai negara dengan pendapatan dan UMR lebih tinggi, justru mampu menjual bensin lebih murah kepada warganya.

Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana bisa bensin berkualitas tinggi dijual lebih murah?

Peran Besar Petronas dalam Subsidi BBM

Petronas berperan sangat besar dalam sistem energi Malaysia. Berbeda dari Pertamina di Indonesia, Petronas dikelola secara mandiri dan selalu mencatatkan keuntungan setiap tahunnya.

BACA JUGA:Antisipasi Kemacetan Akibat Luapan Sungai, Jalur Lintas Palembang-Jambi Dialihkan

BACA JUGA:Mahasiswa Asal Afrika Kehilangan Ponsel Saat Itikaf, Pelaku Tertidur di TKP dan Langsung Diciduk

Keuntungan ini kemudian digunakan langsung untuk mensubsidi harga BBM dalam negeri. Sistem ini memungkinkan Malaysia menjaga harga bensin tetap rendah tanpa membebani negara secara berlebihan.

Sebaliknya, di Indonesia, keuntungan dari sektor migas tidak seluruhnya dialokasikan untuk subsidi BBM. Sebagian besar pendapatan justru digunakan untuk pembiayaan infrastruktur dan pembayaran utang negara. Bahkan, beberapa tahun lalu pemerintah sempat merencanakan pengalihan subsidi BBM ke sektor pendidikan dan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber