Etnis Tionghoa Kampung Kapitan 7 Ulu, Lestarikan Tradisi Sedekah Ruah Dan Sedekah Kampung

Etnis Tionghoa Kampung Kapitan 7 Ulu, Lestarikan Tradisi Sedekah Ruah Dan Sedekah Kampung-Foto/Taslim Rahman-PALTV
Setelahnya, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Tjoa Han Him, yang diberi pangkat Kapiten atau kapten untuk menggantikan posisi ayahnya.
Sejak pandemi COVID-19, Kampung Kapitan semakin jarang dikunjungi. Suryanto, salah satu menantu keluarga Tjoa, mengungkapkan bahwa setelah pandemi, jumlah pengunjung yang datang ke Kampung Kapitan sangat minim. Hal ini membuat kampung bersejarah tersebut semakin terlupakan dan sepi aktivitas.
Etnis Tionghoa Kampung Kapitan 7 Ulu, Lestarikan Tradisi Sedekah Ruah Dan Sedekah Kampung-foto/rahman taslim-PALTV
Meski demikian, semangat kebersamaan dan nilai toleransi tetap terjaga di Kampung Kapitan. Salah satu tradisi yang masih terus dilestarikan oleh warga Tionghoa di kampung ini adalah Sedekah Ruah, sebuah ritual berbagi yang umumnya dilakukan oleh umat Muslim menjelang Ramadan.
Tradisi ini tetap dijalankan oleh komunitas Tionghoa sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus wujud kepedulian terhadap masyarakat sekitar, baik dari etnis Tionghoa maupun etnis Palembang.
Yulia, salah satu keturunan keluarga Tjoa generasi ke-15, menjelaskan bahwa Sedekah Ruah yang digelar di Kampung Kapitan menjadi sarana mempererat hubungan antara warga Tionghoa dan masyarakat sekitar.
Mereka berbagi makanan dan bantuan kepada warga yang membutuhkan, menunjukkan bahwa nilai kebersamaan tetap terjaga di lingkungan tersebut.
Tidak hanya Sedekah Ruah, seminggu setelah Idulfitri, masyarakat Kampung Kapitan juga mengadakan Sedekah Kampung.
Tradisi ini dilakukan sebagai simbol eratnya persaudaraan lintas agama dan budaya. Melalui Sedekah Kampung, warga Kampung Kapitan berupaya mempertahankan nilai kebersamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Keberadaan tradisi Sedekah Ruah dan Sedekah Kampung ini menjadi bukti nyata bahwa toleransi dan kebersamaan masih tetap dijaga di Kampung Kapitan.
Meski semakin terlupakan oleh perkembangan zaman, warisan budaya dan nilai-nilai sosial yang ada di kampung ini terus hidup melalui generasi penerusnya.
Dengan masih berlangsungnya tradisi ini, harapan pun muncul agar Kampung Kapitan tidak hanya menjadi sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga tetap menjadi simbol harmoni antara budaya dan agama di Kota Palembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: