Helmy Yahya: Sriwijaya FC Memerlukan Figur Terpercaya untuk Menggandeng Sponsor
Helmy Yahya: Sriwijaya FC Memerlukan Figur Terpercaya untuk Menggandeng Sponsor--
Helmy Yahya salah satu inisiator pendiri Sriwijaya FC, menegaskan bahwa pemegang saham harus bertanggung [email protected]
Helmy juga menyarankan diadakannya acara khusus, seperti gala dinner, untuk menggalang dana dari para pengusaha kaya di wilayah tersebut.
Helmy mengkritik keras manajemen PT SOM yang dianggap tidak profesional. Ia mengungkapkan bahwa Sriwijaya FC memiliki utang hingga Rp40 miliar, yang mencoreng reputasi klub dan membuat sponsor enggan berinvestasi.
BACA JUGA:Kesulitan Menyalakan Motor? Cari Tahu Faktor-faktor yang Membuatnya Terhambat!
BACA JUGA: Peringatan Hari Ibu, Kemenkumham Sumsel Ajak Perempuan Berdaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Menurut Helmy, pemilik saham harus aktif mencari solusi, atau menyerahkan pengelolaan kepada pihak yang lebih kompeten.
Helmy juga menyesalkan minimnya dukungan finansial dari pihak-pihak yang memiliki kemampuan, seperti Bank Sumsel Babel, yang dianggap bisa membantu klub.
Ia juga menyoroti bahwa klub sepak bola bukan sekadar aset privat, melainkan barang publik yang membawa kebanggaan dan fanatisme masyarakat. Oleh karena itu, pemilik klub harus menyadari tanggung jawab besar mereka terhadap publik.
Di tengah kritik yang mengarah kepada mereka, manajemen Sriwijaya FC melalui Ajie Syahrial Bastari, mantan manajer klub, mengklaim tetap berusaha mencari dana untuk memenuhi kebutuhan operasional.
BACA JUGA:Tragis! Rumah Panggung di 17 Ilir Palembang Hangus Dilalap Api
BACA JUGA:Antisipasi Natal dan Tahun Baru, Kemenkumham Sumsel Siapkan Pasukan Siaga
Ajie menyatakan bahwa meskipun dirinya tidak lagi menjabat, ia tetap berupaya membantu klub, termasuk membayar sebagian dana talangan untuk pertandingan sebelumnya.
Namun, masalah tunggakan gaji pemain tetap menjadi isu utama yang belum terselesaikan.
Owner PT Digi Sport Asia, Alexander Rusli, mengakui kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan. Ia meminta para pemain bersabar dan menyatakan bahwa pihaknya tidak akan lari dari tanggung jawab meskipun belum mampu memenuhi tuntutan pembayaran hak pemain.
Krisis ini berdampak besar pada performa tim. Selain menghadapi ancaman degradasi ke Liga 3, kondisi keuangan yang buruk telah merusak citra klub, membuat mereka kesulitan merekrut pemain berkualitas di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber