Strategi Investasi Baterai di Indonesia Optimalkan Potensi Nikel dan Litium
Strategi Investasi Baterai di Indonesia Optimalkan Potensi Nikel dan Litium--ilustrasi pribadi
Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pengembangan baterai nikel, tetapi juga memperhatikan pengembangan baterai litium.
BACA JUGA:Wisata Tower Ampera Bisa Dinikmati Pada Malam Tahun Baru
BACA JUGA:Menikmati Sensasi Kenyal dan Renyah: Eksplorasi Kuliner Nankotsu
Saat ini, yang masih dibutuhkan untuk melengkapi ekosistem industri baterai listrik di Indonesia adalah fasilitas untuk memproduksi aluminium foil, elektrolit, dan separator.
Septian optimis bahwa dengan dukungan investasi, industri ini akan segera terbentuk secara utuh.
Keberadaan fasilitas produksi ini akan membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekosistem industri baterai listrik terbesar di dunia, selain China.
Dalam hal kapasitas produksi bahan anoda, Indonesia bahkan telah unggul di atas beberapa negara maju.
BACA JUGA:10 Fakta Menarik The Ragnarok SEA Sebelum Kamu Main
BACA JUGA:Aston Martin Vantage 2025: Mobil Mewah yang Bikin Porsche 911 Turbo Tersingkir?
Saat ini, kapasitas produksi anoda di Indonesia mencapai 80 ribu ton per tahun dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada awal 2025.
Bandingkan dengan kapasitas produksi anoda di Jepang yang hanya mencapai 10 ribu ton, dan Korea Selatan yang mencapai 40 ribu ton per tahun.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri baterai listrik global.
Meski demikian, Septian juga menegaskan pentingnya mengikuti perkembangan pasar global. Menurutnya, Indonesia perlu melihat tren pasar global untuk menentukan langkah terbaik dalam mengembangkan industri baterai listrik.
BACA JUGA:Bosan dengan Kebisingan? Ini Dia Cara Bikin Kabin Mobil Jadi Lebih Senyap
BACA JUGA:Menguak Rahasia di Balik Pengereman Mendadak, Teknologi ABS yang Canggih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber