Netanyahu Ancam Lebanon, Sebut Bisa Alami Nasib Serupa Gaza
Photo : b.netanyahu/ig--Foto : b.netanyahu/ig
Pernyataan yang Dibantah Hizbullah
Meskipun Israel mengklaim bahwa kekuatan Hizbullah telah melemah, pernyataan tersebut dibantah oleh Naim Qassem. Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Qassem menegaskan bahwa Hizbullah masih memiliki kekuatan penuh dan terus memberikan perlawanan sengit terhadap pasukan Israel di lapangan.
Menurutnya, meskipun Israel telah memberikan "pukulan keras" dalam beberapa pekan terakhir, pejuang Hizbullah tetap mampu menahan serangan darat Israel.
Pernyataan Qassem ini memberikan gambaran bahwa meskipun Israel mengklaim telah menghancurkan banyak infrastruktur dan pejuang Hizbullah, kelompok tersebut masih memiliki kapasitas untuk mempertahankan posisinya di Lebanon. Hal ini juga menunjukkan bahwa pertempuran antara Israel dan Hizbullah masih jauh dari usai, dan ketegangan di wilayah tersebut dapat terus meningkat.
Konteks Regional yang Lebih Luas
Konflik antara Israel dan Hizbullah ini bukan hanya pertempuran lokal, melainkan bagian dari dinamika yang lebih luas di Timur Tengah. Hizbullah, yang didukung oleh Iran, menjadi salah satu kekuatan utama yang menentang dominasi Israel di kawasan tersebut.
Keterlibatan Iran sebagai pendukung utama Hizbullah memberikan dimensi geopolitik yang lebih kompleks dalam konflik ini.
Netanyahu, dalam beberapa kesempatan, juga menekankan bahwa operasi militer Israel tidak hanya ditujukan untuk melemahkan Hizbullah tetapi juga untuk memperingatkan negara-negara lain yang mendukung kelompok tersebut, termasuk Iran.
Ancaman Netanyahu untuk "menghanguskan" Lebanon jika Hizbullah tidak dihentikan menunjukkan betapa seriusnya Israel dalam menghadapi kelompok ini.
BACA JUGA:Iran Peringatkan Israel, Serangan Akan Dibalas Dengan Lebih Kuat Jika Membalas
BACA JUGA:Inilah Fasilitas Strategis Iran Yang Diincar Dalam Serangan Balasan Israel
Meskipun demikian, ancaman dan serangan balasan ini hanya akan memperpanjang konflik dan menyebabkan lebih banyak korban, baik di pihak militer maupun warga sipil. Prospek perdamaian di wilayah ini tampaknya semakin suram, terutama jika tidak ada upaya serius untuk mencapai kesepakatan yang menghentikan kekerasan di kedua belah pihak.
Netanyahu, melalui pernyataannya, tampaknya ingin menekan rakyat Lebanon untuk berbalik melawan Hizbullah. Namun, apakah pendekatan ini akan efektif atau justru memperparah situasi masih menjadi tanda tanya besar di tengah konflik yang terus berlangsung ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber