Ketakutan Warga Lebanon Setelah Terjadinya Ledakan Dari Pager dan Walkie Talkie
Ketakutan Warga Lebanon Setelah Terjadinya Ledakan Dari Pager dan Walkie Talkie--Foto : mtvlebanon.news/ig
PALTV.CO.ID - Pada Selasa, 17 September 2024, serangkaian ledakan mengguncang Lebanon, yang bersumber dari perangkat elektronik seperti pager dan disusul oleh ledakan walkie talkie pada hari berikutnya, Rabu, 18 September 2024.
Insiden ini menciptakan kepanikan di berbagai wilayah Lebanon, terutama di daerah yang menjadi basis kelompok Syiah, Hizbullah.
Perangkat-perangkat tersebut, yang biasanya digunakan sehari-hari dan dekat dengan tubuh, tiba-tiba meledak, mengakibatkan cedera serius pada pengguna. Banyak yang mengalami luka parah, termasuk jari-jari tangan yang terputus serta cedera mata.
Berdasarkan laporan dari time.com, ledakan tersebut telah menambah ketegangan dan kekacauan di Lebanon, memperburuk kondisi di daerah-daerah yang terkena dampak.
BACA JUGA:Rini Raih Juara Woodball Nomor Single Stroke Putri Piala Pangdam II Sriwijaya
BACA JUGA:Peluncuran Mobil Offroad Listrik Pertama di Indonesia Cherry Icar 03
Perangkat komunikasi yang dulunya dianggap aman dan biasa digunakan, kini berubah menjadi ancaman yang menakutkan.
Ledakan-ledakan ini membawa suasana horor, di mana korban ledakan yang selamat menggambarkan peristiwa mengerikan tersebut, yang mengubah rutinitas mereka menjadi mimpi buruk.
Perangkat yang meledak ini diduga dimiliki oleh anggota kelompok militan Hizbullah, yang telah menjadi target serangan. Jumlah korban terus meningkat, dengan laporan resmi menyebutkan bahwa setidaknya 37 orang meninggal dunia, termasuk beberapa anak-anak.
Menurut Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, sekitar 3.000 orang dilarikan ke 90 rumah sakit di seluruh negeri, dengan 300 korban di antaranya dalam kondisi kritis.
BACA JUGA:Desa Tanpa Daratan Muara Enggelam: Keajaiban dari Kalimantan Timur
BACA JUGA: Dirjen HAM: Perlindungan Data Pribadi, Hak Asasi yang Tak Terpisahkan
Palang Merah Lebanon turut membantu dengan menyediakan lebih dari 200 unit darah bagi korban yang terluka, sementara fasilitas kesehatan dipenuhi oleh para pendonor darah yang dengan sukarela membantu.
Tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, insiden ini juga menimbulkan ketakutan besar di kalangan masyarakat Lebanon. Warga yang tinggal di daerah yang menjadi basis Hizbullah, seperti komunitas Syiah, dilanda kecemasan akibat ledakan-ledakan yang tampaknya terencana ini.
Rumah sakit kewalahan menangani jumlah korban yang terus berdatangan, sementara suasana ketidakpastian menyelimuti negeri tersebut.
Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, telah terlibat dalam konflik lintas batas dengan Israel sejak Oktober tahun lalu. Mereka menyatakan bahwa aksi-aksi mereka adalah bentuk dukungan terhadap kelompok Hamas, yang terlibat dalam konflik di Gaza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber