Persaingan Bisnis Makin Berat, Nasabah Aktif Bank Digital hanya 20-25 Persen
Bank digital menghadapi tantangan besar terkait jumlah nasabah aktif yang hanya 20-25 persen di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.--freepik.com/@tonodiaz
Bank Raya terus mengevaluasi portofolio nasabah tidak aktif untuk meminimalkan potensi risiko dan menemukan cara yang lebih efisien dalam melayani mereka.
BACA JUGA:Tingginya Inflasi di Bidang Medis, Akankah Premi Asuransi Naik ?
BACA JUGA:Bank Digital dan Kerentanan Industri Keuangan Indonesia Terhadap Serangan Siber
PT Allo Bank Indonesia Tbk juga menghadapi tantangan serupa. Dari total 10 juta nasabah, hanya sekitar 2 juta atau 20% yang aktif bertransaksi.
Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menyebutkan bahwa meskipun jumlah nasabah aktif tidak terlalu besar, total transaksi yang dilakukan meningkat tiga kali lipat dalam setahun terakhir, terutama dalam transaksi QRIS, transfer, dan top-up.
Indra menambahkan bahwa biaya per nasabah untuk bank digital relatif rendah, sehingga tetap menguntungkan meskipun jumlah nasabah aktif terbatas.
Bank Digital Belum Jadi Pilihan Utama Simpanan Jangka Panjang
BACA JUGA:Banyak Investor Saham Beralih ke Kripto, Ternyata Ini Sebabnya
BACA JUGA:Simak, Ini Cara Membuat QRIS All Payment Untuk Pelaku Usaha
Layanan sistem payroll dapat menarik lebih banyak nasabah yang ingin menyimpan uang secara lebih stabil di bank digital.--freepik.com/@rawpixel.com
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios), menyoroti bahwa bank digital masih belum menjadi pilihan utama untuk menyimpan uang dalam jangka waktu lama.
Nailul Huda menyarankan agar bank digital mulai mempertimbangkan layanan deposito berjangka dan juga masuk ke layanan sistem payroll untuk menarik lebih banyak nasabah yang ingin menyimpan uang mereka secara lebih stabil di bank digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber