NPL Bidang Properti Capai 2,72 Persen Per April 2024 : Ada Kenaikan!

NPL Bidang Properti Capai 2,72 Persen Per April 2024 : Ada Kenaikan!

NPL Bidang Properti Capai 2,72 Persen Per April 2024 : Ada Kenaikan!--free pik.com

BACA JUGA:Pastikan Pembangunan IKN Selaras dengan Pemuda, Menpora Dukung Konsorsium Gerbangtara

Namun, Hera tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kondisi NPL di segmen tersebut. Ia hanya menyebutkan bahwa NPL BCA secara keseluruhan berada di angka 1,9% pada kuartal pertama 2024, sedikit meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang berada di level 1,8%.

Menurut Hera. upaya BCA dalam menjaga kredit properti adalah dengan memanfaatkan data analytics dan pengenalan nasabah yang lebih dekat dari cabang.

Secara keseluruhan, meskipun ada peningkatan NPL di sektor properti, para pelaku industri perbankan tetap optimis bahwa risiko kredit dapat dikelola dengan baik.

Dukungan dari Bank Indonesia dan strategi manajemen risiko yang diterapkan oleh bank-bank besar seperti BTN dan BCA memberikan keyakinan bahwa sektor properti akan tetap stabil di tengah berbagai tantangan ekonomi global.

BACA JUGA:Kades Teluk Kecapi Sampaikan Hak Jawab Klarifikasi Soal Penggrebekan Warga dan Tuduhan Perselingkuhan

Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil oleh pihak perbankan untuk menjaga kestabilan kredit di sektor properti menunjukkan komitmen yang kuat untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

Sebagaimana telah diketahui, NPL memiliki efek buruk, tidak hanya terhadap perekonomian, tetapi juga terhadap institusi keuangan. NPL akan mengurangi profitabilitas dan memengaruhi kemampuan lembaga keuangan dalam menyalurkan pinjaman.

NPL sendiri kerap didefiniskan suatu kondisi kredit yang tergolong kurang lancar, diragukan, atau macet. Dengan kata lain, NPL menggambarkan situasi di mana debitur tidak mampu membayar angsuran yang sedang berjalan tepat waktu.

Setiap bank memiliki rasio NPL yang berbeda-beda. Idealnya, rasio NPL berada di bawah 5%. Jika di atas 5%, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kredit macet lebih banyak daripada kredit yang lancar.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber