Lamborghini Yakin Mobil Supercar Listrik Tak Akan Populer: Bertahan Pembakaran dengan E-Fuel
Lamborghini Yakin Mobil Supercar Listrik Tak Akan Populer: Bertahan Pembakaran dengan E-Fuel--motor1.com
BACA JUGA:Kemenag Sumsel Imbau Jemaah Calon Haji Tidak Membawa ‘Barang Aneh’ yang Dilarang
Begitu juga dengan Pagani, yang meskipun telah bekerja pada teknologi EV sejak 2018, belum berencana meluncurkan model produksi dalam waktu dekat karena berat baterai yang masih menjadi masalah, mengurangi pengalaman berkendara yang diharapkan.
Namun, tidak semua produsen supercar berpikir seperti itu. Ferrari tetap berkomitmen untuk memperkenalkan EV performa tinggi dan dijadwalkan akan meluncurkan mobil listrik tersebut pada akhir 2025.
Bahkan, Ferrari sedang membuka pabrik baru di Maranello bulan depan yang akan memproduksi model-model listrik mereka.
Tekanan regulasi emisi yang semakin ketat memaksa produsen mobil beralih ke kendaraan listrik. Namun, para pembuat supercar tampaknya masih berpegang teguh pada mesin bensin selama mungkin.
BACA JUGA:Pembangunan Hunian Tetap Membawa Harapan Baru bagi Masyarakat Terkena Dampak Bencana Alam di Palu
Alasannya sederhana: mereka tahu apa yang diinginkan pelanggan mereka, yaitu emosi yang hanya bisa diberikan oleh mesin ICE berkapasitas besar.
EV mungkin lebih cepat, tetapi Winkelmann berpendapat bahwa EV tidak memberikan sensasi yang sama seperti mesin gas yang berputar tinggi di belakang kursi pengemudi.
Untuk menjaga agar mesin pembakaran tetap relevan, Lamborghini mempertimbangkan penggunaan e-fuel.
Bahan bakar sintetik yang hampir netral karbon ini dikembangkan oleh Porsche, bagian dari Volkswagen Group, di Chile. E-fuel dapat menjadi solusi untuk mengurangi emisi tanpa harus mengorbankan pengalaman berkendara yang khas dari supercar.
BACA JUGA:Plt Sekda OKI Minta ASN di Kabupaten Ogan Komering Ilir Jaga Netralitas di Pilkada 2024
Komentar dari berbagai kalangan juga mencerminkan pandangan yang beragam mengenai masa depan supercar.
Beberapa menyebutkan bahwa nostalgia terhadap teknologi lama bukanlah strategi pasar yang menang. Mobil listrik menawarkan kecepatan, kehalusan, dan respons yang lebih baik dengan distribusi berat yang optimal.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa supercar bukan hanya soal kecepatan di lintasan, melainkan tentang koneksi emosional antara manusia dan mesin yang hanya bisa diberikan oleh produsen seperti Ferrari, McLaren, Lamborghini, atau Porsche.
Pada akhirnya, masa depan supercar mungkin akan sangat beragam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: motor1.com