Menguak Bahaya Mendengkur: Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Jantung dan Otak

Menguak Bahaya Mendengkur: Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Jantung dan Otak

Mewaspadai Dengkur--Foto : Freepik.com

 

Dampak Serius OSA

Schwartz menjelaskan bahwa OSA adalah risiko serius bagi penyakit jantung dan stroke. Penderita OSA mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah dan sering terbangun untuk bernapas kembali. "Mendengkur keras dengan jeda napas merupakan tanda mudah dari OSA," ujarnya.

Penelitian menunjukkan sekitar 45% orang dewasa mendengkur saat tidur, dengan 26% mendengkur secara teratur.

Banyak orang keliru mengira bahwa mendengkur berarti tidur nyenyak, padahal ini bisa menjadi gejala gangguan kesehatan serius. OSA lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita.

BACA JUGA:Peran Teknologi dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

 

Mekanisme OSA dan Dampaknya pada Tubuh

OSA ditandai oleh tertutupnya jalan napas. Saat tidur, otot-otot tenggorokan dan lidah mengendur. Pada penderita OSA, relaksasi ini bisa berlebihan sehingga jaringan lunak di tenggorokan menyumbat saluran napas. Penyumbatan ini bisa total (apnea) atau parsial (hipopnea).

Saat jalan napas tersumbat, tidak ada oksigen yang masuk, menyebabkan henti napas selama beberapa detik hingga lebih dari satu menit. Selama fase ini, kadar oksigen dalam darah bisa turun drastis.

Otak kemudian menyadari kekurangan oksigen dan memicu kondisi setengah terjaga untuk membuka jalan napas, sehingga seseorang bisa bernapas kembali.

BACA JUGA:Mengurai Misteri Mikrobioma, Kunci Kesehatan yang Tersembunyi dalam Tubuh Kita

Penderita OSA sering merasa lelah di siang hari, sakit kepala pagi hari, dan suasana hati buruk karena tidur tidak berkualitas. OSA tidak hanya mengancam jantung dan meningkatkan risiko stroke, tetapi juga bisa menyebabkan hipertensi dan diabetes. Faktor risiko OSA meliputi obesitas, lingkar leher besar, struktur anatomi tengkorak tertentu, dan pembesaran amandel.

 

Pemeriksaan dan Pengobatan OSA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id