Perahu Ketek Transportasi Air Tradisional Kota Palembang

Perahu Ketek Transportasi Air Tradisional Kota Palembang

Perahu ketek jadi transportasi penghubung warga seberang ulu dan seberang ilir Palembang.--instagram.com/@djurdis_adi_djaya

PALEMBANG, PALTV.CO.ID – Kota Palembang merupakan sebuah kota yang dibelah oleh sungai yang cukup panjang. Kehidupan terbagi ke dua wilayah yakni seberang ulu dan seberang Ilir. Sungai Musi menjadi penghubung warga dari dua wilayah ini.

Untuk menyeberang dari Ulu ke Ilir atau sebaliknya, masyarakat menggunakan dua jenis transportasi, yakni lewat jalur darat yang melewati empat jembatan. Terdiri dari Jembatan Ampera, Jembatan Musi 2, Jembatan Musi 4, dan Jembatan Musi 6.

Sementara, melalui jalur sungai masyarakat biasanya menggunakan perahu bermesin atau yang disebut ketek. Biasanya, perahu ketek ini hanya digunakan untuk menyeberang sungai. Tidak mengantarkan jarak yang jauh. Setelah menyeberang dengan perahu ketek, perjalanan dapat dilanjutkan dengan trasnportasi darat atau berjalan kaki.

Perahu tradisional yang terbuat dari kayu yang bermesin dengan kekuatan 2 PK yang berbahan bakar solar ini sering digunakan untuk mengangkut anak sekolah atau pedagang dari Seberang Ulu ke Seberang ilir atau sebaliknya. Baik pedagang sayur, penjaja makanan ataupun penjual jasa.

BACA JUGA:Gelapkan Uang Perusahaan, Aji Dijemput Tim Serigala Polres Muba dari Pulau Jawa

BACA JUGA:Timnas Indonesia Vs Argentina: Pertandingan yang Paling Dinantikan Penggemar Sepak Bola Tanah Air

Disebut perahu “ketek” karena saat mesin perahu ini dihidupkan berbunyi tek…tek…tekk. Berikut merupakan alasan mengapa hingga kini perahu tersebut dinamakan perahu ketek dan menjadi ciri khas unik dari kota Palembang.

Untuk ongkos, dipatok Rp5.000 per orang. Sementara anak sekolah biasanya lebih murah. Seperti yang dilakukan para pedagang pempek dari kampung pempek 7 Ulu yang tiap hari menggunakan ketek menyeberang ke Pasar 16 Ilir.

Saat zaman kemerdekaan, perahu ketek juga menjadi sebagai salah satu alat transportasi air utama. Sampai sekarang perahu ketek pun tetap beroperasi di Kota Palembang dan menjadi perahu tradisional yang selalu terlihat di perairan Musi.

Tak hanya masyarakat kota Palembang yang ingin merasakan sensasi menaiki perahu ketek ini. Banyak juga wisatawan dari luar kota bahkan dari luar negeri yang ingin merasakan keindahan Jembatan Ampera dari atas Sungai Musi.

BACA JUGA:Sukses Hibur ELF Indonesia, Super Junior KRY Dance TikTok Remix

BACA JUGA:Misteri Dibalik Benua Antartika

Biasanya para wisatawan yang menaiki perahu ketek berkunjung ke perkampungan tua yang ada di tepian sungai Musi, seperti Kampung Kapitan di Kelurahan 7 Ulu. Kampung Kapitan ini merupakan objek wisata berupa rumah-rumah warga Tionghoa zaman dulu. Peninggalan sejarah Kampung Kapitan memberikan gambaran, bahwa perdagangan kota Palembang sudah terkenal dari zaman dulu.

Selain itu, dari wilayah Sungai Lais, masyarakat dapat menggunakan perahu ketek menyeberang ke Pulau Kemaro. Salah satu pulau bersejarah yang berada di tengah Sungai Musi. Pulau ini memiliki Pagoda dan keindahan alam pinggir sungai dengan nuansa etnis Tionghoa dan cerita sejarah yang unik*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber