Cara Ibukota Mengubah Sampah Menjadi Berkah
Sejumlah petugas memilah sampah yang akan diolah di TPS 3R yang berada di Pejaten Barat, Jakarta,--Foto : indonesia.go.id/ANTARANEWS/Khaerul Izan
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Di tengah tantangan besar yang dihadapi oleh kota metropolitan Jakarta terkait masalah pengelolaan sampah, inovasi menjadi kunci untuk mengubah persoalan menjadi peluang.
Dengan pendekatan yang kreatif dan terstruktur, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil merancang program "Jakarta Mengubah Sampah Jadi Rupiah" yang berfokus pada konsep 3R: reduce, reuse, recycle.
Sebuah langkah revolusioner telah dilakukan dengan mendirikan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) berkonsep 3R di berbagai wilayah Jakarta, seperti yang terlihat di kawasan Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu. Di tempat ini, tumpukan sampah yang biasanya menjadi masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat diolah secara efisien.
Kesuksesan dari TPS 3R ini tergambar dari angka yang mengesankan. Dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 50 ton per hari di setiap TPS, Jakarta mampu mengurangi volume sampah hingga 2.200 ton per hari. Langkah ini tidak hanya mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seperti Bantargebang di Bekasi, tetapi juga menghasilkan nilai tambah yang signifikan.
Pengelolaan sampah di TPS 3R melibatkan proses pemilahan dan pengolahan secara teliti. Petugas yang dilatih khusus memilah sampah menjadi kategori plastik, kain, dan organik. Bahkan, sampah organik dipisahkan dengan plastik untuk memudahkan proses pencacahan. Suasana bersih dan teratur di dalam TPS 3R menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan efektif dan efisien.
Salah satu inovasi yang menarik adalah konversi sampah menjadi bahan bakar alternatif, yang dihasilkan dari pemrosesan sampah kering. Program ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang harus ditangani pemerintah, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Sampah yang sebelumnya dianggap sebagai beban menjadi sumber penghasilan yang berpotensi besar.
Pendekatan berbasis 3R bukan hanya sekadar program pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Melalui program bank sampah, masyarakat diajak untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah dengan menukarkan sampah yang mereka kumpulkan dengan nilai rupiah. Ini bukan hanya mengurangi volume sampah yang masuk ke TPS, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan pengurangan sampah.
Namun, tantangan tetap ada. Meskipun telah dibangun ribuan unit bank sampah di hampir setiap RW di Jakarta, volume sampah yang dihasilkan masih jauh dari teratasi sepenuhnya. Diperlukan upaya bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.
BACA JUGA:Pengelolaan Sanitary Landfill, Solusi Terbaik untuk Mencegah Kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah
Selain itu, keberhasilan program ini juga tergantung pada infrastruktur yang memadai. Proses pembangunan TPS 3R di berbagai kecamatan harus dipercepat, dan pengadaan mesin pengolahan sampah perlu diperhatikan dengan serius. Investasi dalam infrastruktur akan membawa dampak positif jangka panjang dalam pengelolaan sampah kota.
Melalui program "Jakarta Mengubah Sampah Jadi Rupiah", Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan contoh nyata bahwa masalah lingkungan dapat diatasi dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat. Dengan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga masyarakat, Jakarta berpotensi menjadi contoh bagi kota lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan menguntungkan.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber