Pengelolaan Sanitary Landfill, Solusi Terbaik untuk Mencegah Kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah

Pengelolaan Sanitary Landfill, Solusi Terbaik untuk Mencegah Kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah

Dokumentasi Kondisi TPA Sukawinatan Palembang saat terbakar, Senin (14/8/2023).--Foto : Mulyadi - PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino telah menyebabkan sejumlah tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) mengalami kebakaran di berbagai wilayah Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 14 kejadian kebakaran TPA terjadi sepanjang Juni hingga Oktober 2023. Salah satu peristiwa yang mencuat adalah kebakaran di TPA Rawa Kucing, Tangerang, Banten.

Untuk mengatasi masalah ini, BNPB telah menyatakan bahwa langkah terbaik dalam pemadaman kebakaran TPA adalah dengan menggunakan helikopter untuk menjatuhkan bom air serta menerapkan teknologi modifikasi cuaca.

Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah bekerja secara terpadu dan terintegrasi dengan pemerintah daerah dalam menangani kebakaran yang terjadi di berbagai tempat pembuangan akhir.

BACA JUGA:Kenakan Sorban dan Kaos Bergambar Semangka, Atta Halilintar dan Thariq Halilintar Ikut Aksi Bela Palestina

Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, mengimbau pemerintah daerah untuk beralih dari pengelolaan TPA open dumping menjadi sanitary landfill sebagai upaya untuk mencegah kebakaran yang terjadi saat kemarau panjang. Prediksi bahwa fenomena El Nino akan berlangsung hingga 2024 membuat pengelolaan TPA menjadi semakin penting.

Sebagian besar TPA di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping, di mana sampah dibuang begitu saja di area terbuka tanpa menggunakan metode sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan metode pengelolaan sampah modern dan efektif yang dapat mengurangi risiko kebakaran dan dampak lingkungan negatif lainnya.

Sanitary landfill melibatkan penimbunan sampah dengan persiapan lapisan tanah lempung sebagai penghalang agar air sampah atau air lindi tidak mencemari tanah. Beberapa TPA yang telah berhasil menerapkan sanitary landfill, seperti TPA Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur, bekerja sama dengan Pertamina Hulu Mahakam untuk memanfaatkan gas metana yang dihasilkan oleh sampah sebagai sumber energi alternatif.

Gas metana digunakan untuk pembangkit listrik dan memasok gas untuk memasak kepada masyarakat setempat. Selain itu, TPA sanitary landfill juga dapat menghasilkan kompos atau pupuk organik, mendorong budaya hidup bersih, dan memberikan manfaat ekonomi sirkular bagi masyarakat lokal.

BACA JUGA:Anggota Komisi XI DPR RI H Achmad Hafisz Tohir Gandeng LPS Jaga Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marinves) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta instansi terkait lainnya berupaya untuk mengurangi penggunaan TPA terbuka dan mendorong pengolahan sampah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Erick Thohir, mengatakan bahwa penggunaan teknologi pengolah sampah ramah lingkungan sangat penting, terutama untuk daerah yang sudah mengalami darurat sampah dan memiliki TPA yang melebihi kapasitas.

Pemerintah juga sedang mempercepat penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 35 tahun 2018 tentang Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Hal ini akan memberikan opsi teknologi pengelolaan sampah yang lebih beragam selain pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dan lokasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://indonesia.go.id