Museum Kata Andrea Hirata: Motivasi Kata dari Negeri Laskar Pelangi

Museum Kata Andrea Hirata:  Motivasi Kata dari Negeri Laskar Pelangi

Museum Kata Andrea Hirata: Motivasi Kata dari Negeri Laskar Pelangi-- Instagram.com/@museumkata_andreahirata

Di ruangan lainnya, terdapat kumpulan kata-kata khas Belitung yang kini nyaris punah.

BACA JUGA:3 Pelaku Masih 1 Keluarga di OKU Habisi Nyawa Seorang Nenek di Kebun Karet Berhasil Ditangkap

Inspirasi Andrea Hirata untuk mendirikan museum ini bersumber dari pengalamannya mengunjungi The Mark Twain Boyhood Home and Museum di Hannibal, Missouri, Amerika Serikat.

Kunjungannya ke sana memicu gagasannya untuk menciptakan sebuah tempat yang serupa di kampung halamannya sendiri.

Sebagai pemenang pertama dalam kategori fiksi umum dalam New York Book Festival 2013, Andrea Hirata melihat museum ini sebagai pelunasan janji kepada masyarakat.

Pada masa keemasan penjualan buku Laskar Pelangi, Andrea Hirata berkomitmen untuk menggunakan royalti yang diterimanya untuk proyek pendidikan.

BACA JUGA:Tak Pakai Helm, Lawan Arus dan Bonceng 3 Mendominasi Pelanggaran Lalu Lintas di Ogan Ilir

Berbekal idealisme, Andrea memilih untuk tidak membangun museum ini di kota besar, melainkan di kampung halamannya sendiri.

Keputusan ini tidak hanya memberikan arti yang lebih dalam bagi pendirian museum, tetapi juga sebagai langkah untuk memberdayakan masyarakat lokal.

Andrea juga mempekerjakan orang lokal untuk membantu mengoperasikan museum sehari-hari, memberikan peluang kerja bagi mereka dan secara tidak langsung meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.

Di tengah-tengah museum yang luas, terdapat sebuah kedai kopi kecil yang diberi nama "Warkop Kupi Kuli", yang dikelola oleh warga setempat.

BACA JUGA:Cara Mudah Membuat Abon Ayam Gurih yang Awet dan Enak

Andrea Hirata dengan bangga mengatakan bahwa kopi yang disajikan di sana merupakan kopi terbaik di dunia dan mengajak setiap pengunjung untuk mencobanya.

Selain mendirikan museum, kepedulian Andrea Hirata terhadap pendidikan juga terwujud dalam aksinya mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak kurang mampu di Belitung Timur.

Halaman belakang museum telah diubah menjadi tempat belajar bagi anak-anak tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber