Klub Tinju Perempuan Pertama Buka di Gaza, Menantang Konvensi dan Stereotip Gender

Klub Tinju Perempuan Pertama Buka di Gaza, Menantang Konvensi dan Stereotip Gender

Petinju perempuan.-pixabay.com/ignaciosepario0-

GAZA, PALTV.CO.ID – Untuk pertama kali, sebuah klub tinju perempuan dibuka di GAZA, Palestina.

Klub yang bernama Pusat Tinju Perempuan Palestina itu saat ini memiliki puluhan murid perempuan berusia antara delapan dan 29 tahun yang menerima 1,5 jam pelatihan setiap hari.

Kehadiran klub tinju perempuan ini seolah menantang konvensi dan stereotip gender di tengah masyarakat patriarkis.

Sambil mengawasi murid-murid berlatih di ring tinju, salah satu pendiri klub dan pelatih tinju Osama Ayoub mengatakan kepada Xinhua News bahwa mereka baru saja membuka klub. Menurut Ayoub, gagasan untuk berlatih olahraga telah dimulai sejak beberapa tahun lalu.

BACA JUGA:Perjuangan Umat Kristen Gaza Merayakan Natal di Bethlehem di Tengah Pembatasan Israel

"Kami membuka klub baru-baru ini, tetapi gagasan untuk berlatih olahraga dimulai beberapa tahun yang lalu," kata Osama Ayoub.

Ayoub kemudian mengenang saat ia berpartisipasi dalam kompetisi tinju di Aljazair enam tahun lalu. Ayoub melihat dan terkesan dengan penampilan luar biasa yang diberikan oleh perempuan Arab dari berbagai usia. Dari kekagumannya itu, lahirlah gagasan untuk membuat tim tinju perempuan di Gaza.

"Saya mendapatkan ide untuk membuat tim tinju wanita enam tahun lalu ketika saya berpartisipasi dalam kompetisi tinju di Aljazair, di mana saya melihat penampilan luar biasa yang diberikan oleh wanita Arab dari berbagai usia," kenang Ayoub.

Namun ketika Ayoub memberi tahu teman dan koleganya tentang ide tersebut, tidak satu pun dari mereka yang menganggapnya layak, karena mereka hidup dalam komunitas di mana orang-orangnya menganut gagasan yang sangat konservatif tentang perempuan.

BACA JUGA:Tentara Pendudukan Israel Renggut Nyawa Pesepak Bola Muda Palestina di Tepi Barat

Pelatih berusia 39 tahun itu tidak menyerah dan mulai melatih sekelompok putri pada 2017. Saat itu, kelasnya hanya memiliki lima putri.

Namun, banyak orang kemudian mengubah ide mereka tentang tinju perempuan setelah mereka melihat perubahan positif dalam kondisi psikologis pelatih, kata Ayoub.

“Tradisi masyarakat kami memaksa perempuan menjauhi berbagai jenis olahraga dengan dalih terbatas hanya untuk laki-laki saja,” keluh sang pelatih.

“Sekarang saya sudah menanam benih pertama olahraga tinju untuk perempuan di Gaza,” ujarnya sambil tersenyum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: xinhua news