Istano Basa Pagaruyung, Menyusuri Keindahan Warisan Budaya di Sumatera Barat

Istano Basa Pagaruyung, Menyusuri Keindahan Warisan Budaya di Sumatera Barat

Istano Basa Pagaruyung, Menyusuri Keindahan Warisan Budaya di Sumatera Barat--Instagram.com/@tiraapriliananingrum

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Istano Basa Pagaruyung, atau lebih dikenal sebagai Istana Pagaruyung, merupakan destinasi wisata budaya yang tidak boleh dilewatkan di Sumatera Barat.

Terletak di Kecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, istana ini bukan hanya sekadar replika, tetapi juga sebuah karya seni yang mempersembahkan keindahan budaya Minangkabau.

Walau hanya sebuah tiruan, Istano Basa Pagaruyung memancarkan pesona budaya Minangkabau yang memukau. Strukturnya terdiri dari tiga lantai dengan 11 gonjong setinggi 60 meter, yang terbuat dari ijuk.

Dinding istana dihiasi oleh ukiran khas Minangkabau, termasuk dua rumah tabuah dan rangkiang patah sambilan yang semarak dengan keindahan seni ukir tradisional.

BACA JUGA:Tantangan Global Pasar Mobil Listrik: Tesla hingga Ford Merasakan Tekanan

Istana ini menggambarkan gambaran yang luas dengan desain yang menyerupai Rumah Gadang, khususnya tipe Alang Babega yang biasanya digunakan untuk istana atau pemerintahan.

Keberadaan rumah gadang ini, sebagaimana yang tercermin dalam Istana Silinduang Bulan yang ditemui di masyarakat umum, menjadi bukti nyata akan peranan adat dalam membentuk hubungan sosial.

Pagaruyung mengacu pada sebuah kerajaan Minangkabau yang pernah berkuasa di wilayah tengah Sumatera. Sejarahnya mencakup masa ketika daerah ini menjadi pusat budaya Minangkabau dalam ranah politik.

Sebelumnya dikuasai oleh Kerajaan Dharmasraya, Pagaruyung kemudian menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Malayapura yang dipimpin oleh Adityawarman, seorang raja keturunan campuran Jawa-Minangkabau.

BACA JUGA:Pakar Asing Dari Australia Ian Wilson Prediksi Nasib Indonesia Jika Prabowo Jadi Presiden

Penting untuk dicatat bahwa Istana Pagaruyung yang kita lihat hari ini sebenarnya merupakan tiruan dari Istana Raja Alam Minangkabau yang terletak di Puncak Bukit Batu Patah.

Pada tahun 1804, istana tersebut mengalami kebakaran hebat selama kerusuhan berdarah, memicu rekonstruksi bangunan.

Namun, pada tahun 1966, kebakaran kembali melanda istana ini, dan pada saat itu, pembangunan kembali Istano Basa dimulai di lokasi baru selatan lokasi aslinya.

Peristiwa tragis kembali menimpa Istano Basa pada tanggal 27 Februari 2007, ketika petir menyambar puncak istana dan menyebabkan kebakaran hebat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber