Perjuangan Mengharu Biru Iki, Bocah Berusia 11 Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga Menafkahi Ketiga Adiknya

Perjuangan Mengharu Biru Iki, Bocah Berusia 11 Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga Menafkahi Ketiga Adiknya

Perjuangan mengharu biru Muhammad Rizky Aditya alias Iki, bocah berusia 11 tahun jadi tulang punggung keluarga biayai ketiga adiknya dan bayar kontrakan rumah, Sabtu (27/1/2024).-Hafid Zainul-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Perjuangan Muhammad Rizky Aditya, bocah berusia 11 tahun yang akrab dipanggil Iki, menghidupi ketiga adiknya dan membayar tagihan kontrakan rumah sebesar Rp400.000 per bulan dengan berjualan keliling.

Iki harus melakoni hal ini setelah ditinggal sang ibu tercinta selama-lamanya, ditambah pula si ayah tega menelantarkan Iki dan ketiga adiknya. Kini, Iki dan adik tinggal bersama nenek di sebuah rumah kontrakan di daerah Plaju Kota Palembang.

Tidak seperti anak pada umumnya yang mengisi waktu dengan bermain, Iki seorang anak kelas 5 SD, menggunakan waktu luangnya dengan berjualan berbagai jenis keripik titipan tetangga dan gorengan buatan sang nenek.

Iki biasa menjajakan dagangannya di sekitar Kampus Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Palembang dan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).

BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Ratu Dewa dan Ketua DPRD Kota Palembang Zainal Abidin Tinjau Warga Terdampak Banjir


Barang dagangan yang menghidupi Muhammad Rizky Aditya alias Iki dan tiga adiknya, Sabtu (27/1/2024).-Hafid Zainul-PALTV

“Jualannya udah lama, dari kelas 3 SD. Jualan keripik, cireng, risol, sama keripik ubi. Biasanya berjualan di PGRI sama UMP,” kata Iki pada Sabtu siang, 27 Januari 2024.

Dari hasil dagangannya, Iki mampu mendapatkan Rp60.000 dalam sehari. Berangkat dari rumah kontrakan dengan naik angkot, dilanjutkan berjualan keliling dan pulang dengan berjalan kaki.

“Naik angkot, kalau pulangnya jalan kaki,” tutur Iki.

Nenek Iki, Saadah mengatakan, cucunya mulai berjualan semenjak ibunya sakit. Namun, sebelum sang ibu meninggal dunia, Iki diharapkan agar tidak berjualan lagi supaya ia fokus belajar di sekolah.

BACA JUGA:Pemkot Palembang Beri Bantuan untuk Anak Berisiko Stunting dari 18 Kecamatan

“Adiknya tiga, perempuan satu, laki-laki dua. Hasil dagangannya untuk menghidupi adik-adiknya sama bayar kontrak rumah, dikumpulin kadang dapat 50 ribu, kadang dapat 100 ribu. Iki mulai jualan semenjak ibunya sakit, biasanya ibunya yang berjualan di pasar. Kemauan almarhumah ibunya kemarin, tahun ini katanya kalau bisa Iki ga jualan lagi, biar Iki serius sekolahnya, biar sang ibu yang berjualan. Tapi, ternyata ibunya sudah dipanggil duluan,” tutur Nenek Iki, Saadah.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv